Rabu, 29 Februari 2012

makalah pengling

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Air merupakan kebutuhan yang sangat pokok bagi kehidupan. Semua makhluk hidup memerlukan air. Tanpa air tak akan ada kehidupan. Demikian pula manusia tak dapat hidup tanp air. Kebutuhan air dalam hal ini menyangkut dua hal. Pertama, air untuk kehidupan kita sebagai makhluk hayati dan kedua, air untuk kehidupan kita sebagai manusia.
Tubuh kita sebagian besar terdiri atas air. Proses kimai yang terjadi dalam tubuh kita, yaitu yang disebut metabolisme, berlangsung dalam medium air. Molekul air juga ikutdalam banyak reaksi kimia metabolisme. Air merupakan alat untuk  mengangkut zat dari bagian tubuh yang satu ke bagian lain. Misalnya, darah, yang sebagian besar terdiri atas air, mengalir ke seluruh bagian tubuh dan membawa oksigen yang terikat pada sel darah merah ke semua sel dalam tubuh. Air juga diperlukan untuk mengatur suhu tubuh.
Di samping kebutuhan air untuk kehidupan hayati secara langsung, air kita perlukan dalam produksi bahan makanan kita. Tanaman padi kita misalnya, memerlukan banyak air. Produksi ikan yang kita pelihara di kolam maupun di peraiaran alamiah, hanya mungkin dengan adanya air. Industri kita juga memerlukan air, yaitu dalam proses poduksi.
Kualitas air ditentkan leh banyak faktor, yaitu zat yang terlarut, zat yang tersuspensi, dan makhlik hidup, khusunya jasad renikj di sdalam air. Air murni ,yang tidak mengandung zat terlarut ,tidak baik untuk kehidupan kita . Sebaliknya ,zat yang terlarut ada yang bersifat racun. Apabila zat yang terlatrut zat yang tersuspensi,dan makhlukn hidup dalam air menjadi tidak sesuai untuk kehidupan kita,air tersebut tercemar





Pencemaran daat berasal dari beberapa sumber. Sumber pencemaran yang paking utama di negara kita adalah limbah rumah tangga. Apabila tidsk di tanggulangi,maka dapat menimbulkan masalah yang pelik. Karena itu sendiri mungkin kita harus memberi perhatian terhadapap jenis pencemaran ini namun perhatian itu harus sewajarnya saja untuk menghuindarkan terjadinya konveksi yang emosional.Salah satu carnya dengan mengolah limbah tersebut sebelum di buang ke muara air atau sebelum digunakan dalam kehidupan sehari-hari.

1.2 Tujuan Pembuatan Makalalah

Adapaun tujuan dari pembuatan makalah ini yaitu
1. Mengetahui ciri-ciri air yang tercemar
2. Mengetahuiciri-ciri air bersih
3. Mengetahui cara mengolah air limbah
4. Mengetahui cara penanggulangan pencemaran khususnya pencemaran air

























BAB II
TINJAUAN PUSTAKA


1. Pencemaran air

Pencemaran air adalah suatu perubahan keadaan di suatu tempat penampungan air seperti danau, sungai, lautan dan air tanah akibat aktivitas manusia. Walaupun fenomena alam seperti gunung berapi, badai, gempa bumi dll juga mengakibatkan perubahan yang besar terhadap kualitas air, hal ini tidak dianggap sebagai pencemaran. Pencemaran air dapat disebabkan oleh berbagai hal dan memiliki karakteristik yang berbeda-beda. Meningkatnya kandungan nutrien dapat mengarah pada eutrofikasi. Sampah organik seperti air comberan (sewage) menyebabkan peningkatan kebutuhan oksigen pada air yang menerimanya yang mengarah pada berkurangnya oksigen yang dapat berdampak parah terhadap seluruh ekosistem. Industri membuang berbagai macam polutan ke dalam air limbahnya seperti logam berat, toksin organik, minyak, nutrien dan padatan. Air limbah tersebut memiliki efek termal, terutama yang dikeluarkan oleh pembangkit listrik, yang dapat juga mengurangi oksigen dalam air.

2. Pengertian Air bersih

Air bersih itu pengertiannya air yang memenuhi persyaratan untuk pengairan sawah, untuk treatment air minum dan untuk treatmen air sanitasi. Persyaratan disini ditinjau dari persyaratan kandungan kimia, fisika dan biologis.
Pengertian Air Persih:

1. Secara Umum: Air yang aman dan sehat yang bisa dikonsumsi manusia.

2. Secara Fisik : Tidak berwarna, tidak berbau, tidak berasa.

3. Secara Kimia:
a.PH netral (bukan asam/basa)
b.Tidak mengandung racun dan logam berat berbahaya.
c.Parameter-parameter seperti BOD, COD,DO, TS,TSS dan konductiviti memenuhi     aturan pemerintah setempat
 ( http://www.scribd.com/doc/14144746/Pencemaran-ir?secret_password=&autodown=doc).

3. Parameter Kualitas Air

a. Kesadahan (Hardness)

Kesadahan merupakan petunjuk kemampuan air untuk membentuk busa apabila dicampur dengan sabun. Pada air berkesadahan rendah, air akan dapat membentuk busa apabila dicampur dengan sabun, sedangkan pada air berkesadahan tinggi tidak akan terbentuk busa. Kesadahan sangat penting artinya bagi para akuaris karena kesadahan merupakan salah satu petunjuk kualitas air yang diperlukan bagi ikan.  Tidak semua ikan dapat hidup pada nilai kesadahan yang sama. Dengan kata lain, setiap jenis ikan memerlukan prasarat nilai kesadahan pada selang tertentu untuk hidupnya.  Disamping itu, kesadahan juga merupakan petunjuk yang penting dalam hubungannya dengan usaha untuk memanipulasi nilai pH.

b. Alkalinitas

Alkalinitas secara umum menunjukkan konsentrasi basa atau bahan yang mampu menetralisir kemasamaan dalam air. Secara khusus, alkalinitas sering disebut sebagai besaran yang menunjukkan kapasitas pem-bufffer-an dari ion bikarbonat, dan sampai tahap tertentu ion karbonat dan hidroksida dalam air. Ketiga ion tersebut di dalam air akan bereaksi dengan ion hidrogen sehingga menurunkan kemasaman dan menaikan pH.  Alkalinitas biasanya dinyatakan dalam satuan ppm (mg/l) kalsium karbonat (CaCO3).  Air dengan kandungan kalsium karbonat lebih dari 100 ppm disebut sebagai alkalin, sedangkan air dengan kandungan kurang dari 100 ppm disebut sebagai lunak atau tingkat alkalinitas sedang.
Pada umumnya lingkungan yang baik bagi kehidupan ikan adalah dengan nilai alkalinitas diatas 20 ppm.

c. Kapasitas pem-buffer-an

Alam diberkahi dengan mekanisme pertahanan sedemikian rupa sehingga dapat bertahan terhadap berbagai perubahan, begitu juga dengan pH air. Mekanisme pertahanan pH terhadap berbagai perubahan dikenal dengan istilah Kapasitas pem-buffer-an pH.
Pertahanan pH air terhadap perubahan dilakukan melalui alkalinitas dengan proses sbb:
CO2 + H2O  H2CO3  H+ + HCO3-  CO3+ 2H+

CO3 (karbonat) dalam mekanisme diatas melambangkan alkalinitas air. Sedangkan H(+) merupakan sumber kemasaman.
Mekanisme diatas merupakan reaksi bolak-balik, artinya reaksi bisa berjalan ke arah kanan (menghasilkan  H+) atau ke arah kiri (menghasilkan CO2).  Oleh karena itu, apabila seseorang mencoba menurunkan pH dengan memberikan “asam-asaman” artinya menambahkan  H+ saja maka (seperti ditunjukan mekanisme diatas).  H+ tersebut akan segera diikat oleh CO3 dan reaksi bergerak kekiri menghasilkan CO2, (CO2 ini akhirnya bisa lolos ke udara). Pada saat asam baru ditambahkan,  pH akan terukur rendah, tapi setelah beberapa waktu kemudian, ketika reaksi mulai bergerak ke kiri,pH akan kembali bergerak ke angka semula. Itulah hukum alam, dan karena itu pulalah kita masih bisa menemukan ikan di alam sampai saat sekarang.  Dengan demikian penurunan pH tidak akan efektif kalau hanya dilakukan dengan penambahan asam saja.  Untuk itu, cobalah pula usahakan untuk  menurunkan alkalinitasnya.  Kalaupun dipaksakan hanya dengan penambahan asam maka jumlahnya harus diberikan  dalam jumlah lebih banyak yaitu untuk mengatasi alkalinitasnya terlebih dahulu, seperti ditunjukkan pada reaksi diatas.

4. pH
pH merupakan suatu ekpresi dari konsentrasi ion hidrogen (H+) di dalam air.  Besarannya dinyatakan dalam minus logaritma dari konsentrasi ion H. Sebagai contoh, kalau ada pernyataan pH 6, itu artinya konsentrasi H dalam air tersebut adalah 0.000001 bagian dari total larutan. Karena untuk menuliskan 0.000001 (bayangkan kalau pH 14) terlalu panjang maka orang melogaritmakan angka tersebut

5. Karbon Dioksida (CO2)

Karbon dioksida dalam air pada umumnya merupakan hasil respirasi dari ikan dan phytoplankton. Kadar CO2 lebih tinggi dari 10 ppm diketahui menunjukkan bersifat racun bagi ikan, beberapa bukti menunjukkan bahwa karbon dioksida berfungsi sebagai anestesi bagi ikan.  Kadar karbon dioksida tinggi juga menunjukkan lingkungan air yang asam meskipun demikian karbon dioksida diperlukan dalam proses pem-buffer-an . 

Apabila pH dalam suatu akuarium dikendalikan, terutama, oleh sistem pem-buffer-an karbonat, maka hubungan pH, KH dan CO2 terlaut akan merupakan hubungan yang tetap.  Dengan demikian,  salah satu dari parameter tersebut dapat diatur dengan mengatur parameter yang lain.  Sebagai contoh nilai pH dapat diatur dengan mangatur KH atau kadar CO2.  Suatu sistem CO2 injektor, misalnya, dapat digunakan untuk mengatur pH dengan cara mengatur injeksi CO2 sedemikian rupa apabila nilai pH nya mencapai nilai tertentu.  Dalam hal ini KH dibuat tetap.  CO2 digunakan oleh tanaman atau terdifusi ke atmosfer, akibatnya pH naik.  Dengan sistem otomatis seperti disebutkan sebelumnya maka sistem injeksi CO2 akan berjalan sedemikian rupa disekitar nilai pH tertentu, untuk menjaga kadar CO2 yang memadai.

6. Salinitas

Salinitas merupakan parameter penunjuk jumlah bahan terlarut dalam air.  Dalam pengukuran salinitas turut pula diperhitungkan komponen GH dan KH disamping bahan-bahan terlarut lainnya seperti natrium. Informasi kadar salintas sangat penting artinya dalam akuairum laut.  Sedangkan dalam akuarium air tawar mengetahui pH,KH dan GH sudah memadai.
Salinitas pada umumnya dinyatakan sebagai berat jenis (specific gravity), yaitu rasio antara  berat larutan terhadap berat air murni dalam volume yang sama.   Rasio ini dihitung berdasarkan konidisi suhu 15°C. Pengukuran salinitas dalam kehidupan sehari-hari biasanya menggunakan hydrometer, yang telah dikalibrasikan untuk digunakan pada suhu kamar.
Salah satu komponen salinitas yang tidak tercakup baik oleh KH dan GH adalah kadar natrium. Beberapa ikan air tawar dapat menerima (toleran) kehadiran sejumlah kecil natrium dalam bentuk garam.  Bahkan sampai tahap tertentu digunakan sebagak terapi pengobatan akibat parasit seperti ich. Sedangkan beberapa spesies yang lain sama sekali tidak toleran terhadap garam.  Jenis-jenis ikan tidak bersisik dan corydoras diketahui sangat sensitif terhadap garam dibandingkan dengan kebanyakan ikan air tawar lainnya (Lina Marlina, http://rudyct.com/PPS702-ipb/08234/lina_warlina.pdf, 2004).

Pentingnya Air Bersih Bagi Kesehatan Kita & Lingkungan

Salah satu kebutuhan penting akan kesehatan lingkungan adalah masalah air bersih, persampahan dan sanitasi. Kebutuhan akan air bersih, pengelolaan sampah yang setiap hari diproduksi oleh masyarakat serta pembuangan air limbah yang langsung dialirkan pada saluran/sungai. Hal tersebut menyebabkan pandangkalan saluran/sungai, tersumbatnya saluran/sungai karena sampah. Pada saat musim penghujan selalu terjadi banjir dan menimbulkan penyakit.
Masalah air bersih merupakan hal yang paling fatal bagi kehidupan kita. Dimana setiap hari kita membutuhkan air bersih untuk minum, memasak, mandi, mencuci dan sebagainya. Dengan air yang bersih tentunya membuat kita terhindar dari penyakit. Kalau kita tahu, saat ini masalah air bersih merupakan barang yang langka di negeri tercinta kita ini, apalagi di kota-kota besar seperti Jakarta, air bersih merupakan barang yang mahal dan sering diperjualbelikan. Tidak seperti halnya beberapa puluh tahun yang lalu, saat itu air bersih mudah diperoleh dan selalu berlimpah mengalir di setiap sudut tanah negeri kita ini, karena pada waktu itu belum banyak terjadi polusi air dan udara. Dari rasa dan warnanya pun saat ini berbeda tidak sealami dulu dikarenakan oleh polusi tersebut.
Penyebab terjadinya pencemaran lingkungan sebagian besar disebabkan oleh tangan manusia. Pencemaran air dan tanah adalah pencemaran yang terjadi di perairan seperti sungai, kali, danau, laut, air tanah, dan sebagainya. Sedangkan pencemaran tanah adalah pencemaran yang terjadi di darat baik di kota maupun di desa.Alam memiliki kemampuan untuk mengembalikan kondisi air yang telah tercemar dengan proses pemurnian atau purifikasi alami dengan jalan pemurnian tanah, pasir, bebatuan dan mikro organisme yang ada di alam sekitar kita.
Jumlah pencemaran yang sangat masal oleh manusia membuat alam tidak mampu mengembalikan kondisi ke seperti semula. Alam menjadi kehilangan kemampuan untuk memurnikan pencemaran yang terjadi. Sampah dan zat seperti plastik, DDT, deterjen dan sebagainya yang tidak ramah lingkungan akan semakin memperparah kondisi pengrusakan alam yang kian hari kian bertambah parah.
Ada beberapa yang menjadi penyebab terjadinya pencemaran lingkungan di Air dan di Tanah antara lain :
1. Terjadinya erosi dan curah hujan yang tinggi.
2. Banyaknya sampah buangan manusia dari rumah-rumah atau pemukiman penduduk.
3. Menyebarnya zat kimia dari lokasi rumah penduduk, pertanian, industri, dan sebagainya.

Sampah dan air limbah mengandung berbagai macam unsur seperti gas-gas terlarut, zat-zat padat terlarut, minyak dan lemak serta mikroorganisme. Mikroorganisme yang terkandung dalam sampah dan air limbah dapat berupa organisme pengurai dan penyebab penyakit. Penanganan sampah dan air limbah yang kurang baik seperti: pengaliran air limbah ke dalam saluran terbuka, atau dinding dan dasar saluran yang rusak karena kurang terpelihara.
 Pembuangan kotoran dan sampah kedalam saluran yang menyebabkan penyumbatan dan timbulnya genangan akan mempercepat berkembangbiaknya mikroorganisme atau kuman-kuman penyebab penyakit, serangga dan mamalia penyebar penyakit seperti lalat dan tikus.Terdapat beberapa penyakit yang ditimbulkan oleh sanitasi yang kurang baik serta pembuangan sampah dan air limbah yang kurang baik diantaranya adalah : Diare, Demam berdarah, Disentri, Hepatitis A, Kolera, Tiphus, Malaria, Cacingan.
Maka yang harus kita lakukan dalam menanggulangi pencemaran air dan tanah serta terhindar dari berbagai penyakit adalah pola hidup bersih dan sehat. Hidup bersih dan sehat dapat diartikan sebagai hidup di lingkungan yang memiliki standar kebersihan dan kesehatan serta menjalankan pola/perilaku hidup bersih dan sehat. Lingkungan yang sehat dapat memberikan efek terhadap kualitas kesehatan. Kesehatan seseorang akan menjadi baik jika lingkungan yang ada di sekitarnya juga baik. Begitu juga sebaliknya, kesehatan seseorang akan menjadi buruk jika lingkungan yang ada di sekitarnya kurang baik. Dalam penerapan hidup bersih dan sehat dapat dimulai dengan mewujudkan lingkungan yang sehat. Lingkungan yang sehat memiliki ciri-ciri tempat tinggal (rumah) dan lingkungan sekitar rumah yang sehat (Dinas Kesehatan Lampung Selatan, http://keslamsel.wordpress.com/2008/08/21/pentingnya-air-bersih-bagi-kesehatan-kita-lingkungan/, 2010).
































































































BAB III
PEMBAHASAN


Air merupakan kebutuhan yang sangat pokok bagi kehidupan. Semua makhluk hidup memerlukan air. Tanpa air tak akan ada kehidupan. Demikian pula manusia tak dapat hidup tanp air. Kebutuhan air dalam hal ini menyangkut dua hal. Pertama, air untuk kehidupan kita sebagai makhluk hayati dan kedua, air untuk kehidupan kita sebagai manusia.

Tubuh kita sebagian besar terdiri atas air. Proses kimai yang terjadi dalam tubuh kita, yaitu yang disebut metabolisme, berlangsung dalam medium air. Molekul air juga ikutdalam banyak reaksi kimia metabolisme. Air merupakan alat untuk  mengangkut zat dari bagian tubuh yang satu ke bagian lain. Misalnya, darah, yang sebagian besar terdiri atas air, mengalir ke seluruh bagian tubuh dan membawa oksigen yang terikat pada sel darah merah ke semua sel dalam tubuh. Air juga diperlukan untuk mengatur suhu tubuh.

Disamping kebutuhan air untuk kehidupan air untuk kehidupan hayati secara langsung, air kita perlukanb dalam produksi bahan makanan kita. Tanaman padi kita misalnya, memerlukan banyak air. Produksi ikan di kolam yang kita pelihara , maupun peraiaran alamiah, hanya mungkin dengan adanya air. Industri kita juga memerlukan air, yaitu dalam proses produksi pendinginan mesin dan untuk mengangkat limbah.

Manusia sebagai makhluk yang berbudaya memerlukan air tidak saja untuk keperluan kehidupan hayatinya, melainkan juga untuk kehidupan budayanya. Mandi, mencuci pakain dan mengepel lantai adalah beberapa contoh. Dalam kehidupan keagamaan kita, seringkali kita perlukan air, misalnya untuk berwudhu.





Baik kualitas maupun kuantitas air harus dapat memenuhi kebutuhan kita. Si sebagian besar tanah air kita, curah hujan cukup tinggi. Oleh sebab itu dari segi kuantitas di banyak tempat di negra kita, air tidak masalah, apalagi jika kita dapat mengelolanya dengan baik. Akan tetapi dari segi kualitas, air bersih kita semakin memperhatinkan.

Sebenarnya apa itu air bersih? Air bersih dapat diartikan air yang memenuhi persyaratan untuk pengairan sawah, untuk treatment air minum dan untuk treatmen air sanitasi. Persyaratan disini ditinjau dari persyaratan kandungan kimia, fisika dan biologis. Atau memenuhi syarat sebagai berikut:
1. Secara Umum: Air yang aman dan sehat yang bisa dikonsumsi manusia.
2. Secara Fisik : Tidak berwarna, tidak berbau, tidak berasa.
3. Secara Kimia:
a.PH netral (bukan asam/basa)

b.Tidak mengandung racun dan logam berat berbahaya.

c.Parameter-parameter seperti BOD, COD,DO, TS,TSS dan konductiviti memenuhi     aturan pemerintah setempat.

Adapun parameter air dapat dikatakan bersih antara lain:

1. kesadahan (Hardness)

Kesadahan merupakan petunjuk kemampuan air untuk membentuk busa apabila dicampur dengan sabun. Pada air berkesadahan rendah, air akan dapat membentuk busa apabila dicampur dengan sabun, sedangkan pada air berkesadahan tinggi tidak akan terbentuk busa. Kesadahan sangat penting artinya bagi para akuaris karena kesadahan merupakan salah satu petunjuk kualitas air yang diperlukan bagi ikan.  Tidak semua ikan dapat hidup pada nilai kesadahan yang sama. Dengan kata lain, setiap jenis ikan memerlukan prasarat nilai kesadahan pada selang tertentu untuk hidupnya.  Disamping itu, kesadahan juga merupakan petunjuk yang penting dalam hubungannya dengan usaha untuk memanipulasi nilai pH.



2. Alkalinitas
Alkalinitas secara umum menunjukkan konsentrasi basa atau bahan yang mampu menetralisir kemasamaan dalam air. Secara khusus, alkalinitas sering disebut sebagai besaran yang menunjukkan kapasitas pem-bufffer-an dari ion bikarbonat, dan sampai tahap tertentu ion karbonat dan hidroksida dalam air. Ketiga ion tersebut di dalam air akan bereaksi dengan ion hidrogen sehingga menurunkan kemasaman dan menaikan pH.  Alkalinitas biasanya dinyatakan dalam satuan ppm (mg/l) kalsium karbonat (CaCO3).  Air dengan kandungan kalsium karbonat lebih dari 100 ppm disebut sebagai alkalin, sedangkan air dengan kandungan kurang dari 100 ppm disebut sebagai lunak atau tingkat alkalinitas sedang. Pada umumnya lingkungan yang baik bagi kehidupan ikan adalah dengan nilai alkalinitas diatas 20 ppm.

3. Kapasitas pem-buffer-an

Alam diberkahi dengan mekanisme pertahanan sedemikian rupa sehingga dapat bertahan terhadap berbagai perubahan, begitu juga dengan pH air. Mekanisme pertahanan pH terhadap berbagai perubahan dikenal dengan istilah Kapasitas pem-buffer-an pH.
Pertahanan pH air terhadap perubahan dilakukan melalui alkalinitas dengan proses sbb:
CO2 + H2O  H2CO3  H+ + HCO3-  CO3+ 2H+

CO3 (karbonat) dalam mekanisme diatas melambangkan alkalinitas air. Sedangkan H(+) merupakan sumber kemasaman.
Mekanisme diatas merupakan reaksi bolak-balik, artinya reaksi bisa berjalan ke arah kanan (menghasilkan  H+) atau ke arah kiri (menghasilkan CO2).  Oleh karena itu, apabila seseorang mencoba menurunkan pH dengan memberikan “asam-asaman” artinya menambahkan  H+ saja maka (seperti ditunjukan mekanisme diatas).  H+ tersebut akan segera diikat oleh CO3 dan reaksi bergerak kekiri menghasilkan CO2, (CO2 ini akhirnya bisa lolos ke udara). Pada saat asam baru ditambahkan,  pH akan terukur rendah, tapi setelah beberapa waktu kemudian, ketika reaksi mulai bergerak ke kiri,pH akan kembali bergerak ke angka semula. Itulah hukum alam, dan karena itu pulalah kita masih bisa menemukan ikan di alam sampai saat sekarang.  Dengan demikian penurunan pH tidak akan efektif kalau hanya dilakukan dengan penambahan asam saja.  Untuk itu, cobalah pula usahakan untuk  menurunkan alkalinitasnya.  Kalaupun dipaksakan hanya dengan penambahan asam maka jumlahnya harus diberikan  dalam jumlah lebih banyak yaitu untuk mengatasi alkalinitasnya terlebih dahulu, seperti ditunjukkan pada reaksi diatas.


4. PH
Ph sangat penting sebagai parameter kualitas air karena ia mengontrol tipe dan laju kecepatan reaksi beberapa bahan di dalam air.  Selain itu ikan dan mahluk-mahluk akuatik lainnya hidup pada selang pH tertentu, sehingga dengan diketahuinya nilai pH maka kita akan tahu apakah air tersebut sesuai atau tidak untuk menunjang kehidupan mereka.
Besaran pH berkisar dari 0 (sangat asam) sampai dengan 14 (sangat basa/alkalis). Nilai pH kurang dari 7 menunjukkan lingkungan yang masam sedangkan nilai diatas 7 menunjukkan lingkungan yang basa (alkalin).  Sedangkan pH = 7 disebut sebagai netral.
Fluktuasi pH air sangat di tentukan oleh alkalinitas air tersebut. Apabila alkalinitasnya tinggi maka air tersebut akan mudah mengembalikan pH-nya ke nilai semula, dari setiap “gangguan” terhadap pengubahan pH.
Dengan demikian kunci dari penurunan pH terletak pada penanganan alkalinitas  dan tingkat kesadahan air. Apabila hal ini telah dikuasai maka penurunan pH akan lebih mudah dilakukan.

5. Karbon Dioksida (CO2)

Karbon dioksida dalam air pada umumnya merupakan hasil respirasi dari ikan dan phytoplankton. Kadar CO2 lebih tinggi dari 10 ppm diketahui menunjukkan bersifat racun bagi ikan, beberapa bukti menunjukkan bahwa karbon dioksida berfungsi sebagai anestesi bagi ikan.  Kadar karbon dioksida tinggi juga menunjukkan lingkungan air yang asam meskipun demikian karbon dioksida diperlukan dalam proses pem-buffer-an . 

Apabila pH dalam suatu akuarium dikendalikan, terutama, oleh sistem pem-buffer-an karbonat, maka hubungan pH, KH dan CO2 terlaut akan merupakan hubungan yang tetap.  Dengan demikian,  salah satu dari parameter tersebut dapat diatur dengan mengatur parameter yang lain.  Sebagai contoh nilai pH dapat diatur dengan mangatur KH atau kadar CO2.  Suatu sistem CO2 injektor, misalnya, dapat digunakan untuk mengatur pH dengan cara mengatur injeksi CO2 sedemikian rupa apabila nilai pH nya mencapai nilai tertentu.  Dalam hal ini KH dibuat tetap.  CO2 digunakan oleh tanaman atau terdifusi ke atmosfer, akibatnya pH naik.  Dengan sistem otomatis seperti disebutkan sebelumnya maka sistem injeksi CO2 akan berjalan sedemikian rupa disekitar nilai pH tertentu, untuk menjaga kadar CO2 yang memadai.

6. Salinitas

Salinitas merupakan parameter penunjuk jumlah bahan terlarut dalam air.  Dalam pengukuran salinitas turut pula diperhitungkan komponen GH dan KH disamping bahan-bahan terlarut lainnya seperti natrium. Informasi kadar salintas sangat penting artinya dalam akuairum laut.  Sedangkan dalam akuarium air tawar mengetahui pH,KH dan GH sudah memadai.
Salinitas pada umumnya dinyatakan sebagai berat jenis (specific gravity), yaitu rasio antara  berat larutan terhadap berat air murni dalam volume yang sama.   Rasio ini dihitung berdasarkan konidisi suhu 15°C. Pengukuran salinitas dalam kehidupan sehari-hari biasanya menggunakan hydrometer, yang telah dikalibrasikan untuk digunakan pada suhu kamar.
Dengan makin meningkatnya kegiatan ekonomi, masalah pencemaran oleh industri dan limbah yang dihasilkan dari kegiatan rumah tangga juga semakin meningkat. Kasus pencemaran semakin sering terjadi. Apabila tidak hati-hati pencemaran ini bisa menyebabkan masalah yang cukup pelik.
Seperti yang telah dijelaskan di atas tadi bahwa, negari kita merupakan daerah dengan curah hujan yang tinggi, sehingga secara kuantitas pasokan air yang ada di negara bisa dikatakan cukup banyak, sehingga dibutuhkan kebijaksannan dalam penggunaannya, sehingga air tersebut bisa kita gunakan untuk keperlun kita sehari-hari, baik untuk untuk sanitasi maupun untuk dikonsumsi.
Tapi pada kenyataannya, masih banyak masyarakat ketika musim kemarau tiba, banyak yang mengalami kekurangan air bersih, contohnya saja di Jakarta, yang katanya jantungnya negara kita, di sejumlah wilayah, seperti Jakarta Barat, para penyedia jasa toilet umum terkena imbasnya. Bahkan ada beberapa warga yang tidak mandi selama tiga hari. Penyebabnya adalah ketidakmampuan PT PAM Paylja dan PT Aerta Air Jakarta untuk mengalirkan air-air ke rumah-rumah warga. Menurut warga mereka terpaksa membeli air mineral dengan harga yang tinggu untuk memenuhi kebutuhan air sehari-hari. Sangat miris di tengah keadaan negara kita di mana banyak paraa pejabat yang tidur nyenyak tanpa harus memikirkan kekurangan air, masih banyak masyarakat kita yang masih kekurangan. Seharusnya ini menjadi perhatian kita bersama sehingga kita bisa mermanfaatkan sumberdaya yang ada.
Masalahnya sekarang adalah sumber-sumber air yang ada, yang menjadi harapan untuk sumber air yang bisa dimanfaatkan juga ikut tercemar. Baik karena ekspoitasi manusia secara berlebihan maupun ulah manusia yang mencemari sumber-sumber air bersih tersebut.
Pencemaran air adalah suatu perubahan keadaan di suatu tempat penampungan air seperti danau, sungai, lautan dan air tanah akibat aktivitas manusia. Walaupun fenomena alam seperti gunung berapi, badai, gempa bumi dll juga mengakibatkan perubahan yang besar terhadap kualitas air, hal ini tidak dianggap sebagai pencemaran. Pencemaran air dapat disebabkan oleh berbagai hal dan memiliki karakteristik yang berbeda-beda. Meningkatnya kandungan nutrien dapat mengarah pada eutrofikasi. Sampah organik seperti air comberan (sewage) menyebabkan peningkatan kebutuhan oksigen pada air yang menerimanya yang mengarah pada berkurangnya oksigen yang dapat berdampak parah terhadap seluruh ekosistem. Industri membuang berbagai macam polutan ke dalam air limbahnya seperti logam berat, toksin organik, minyak, nutrien dan padatan. Air limbah tersebut memiliki efek termal, terutama yang dikeluarkan oleh pembangkit listrik, yang dapat juga mengurangi oksigen dalam air.
Setahun lalu di Istambul, Turki di adakan The Fifth World Water Forum. Dalam laporan in, PBB memberikan gambaran suram tentang kondisi lingkungan khususnya ketersediaan air ditahun 2050. Dalam laporan ini, akan berkaitan erat dengan adanya krisis iklim, energi, krisis pangan dan lain-lain. Menurut PBB, pertumbuhan penduduk merupakan faktor yang sangat mengkhawatirkan yang mendukung krisis air ditahun 2050, di mana diperkirakan tingkan konsumtifitas masyarakat dunia terutama air akan meningkat dengan besar, sehingga mereka mengeksploitsi sumber-sunber air yang ada, tanpa memperhatikan Analisis Mengenai dampak yang ditimbulkan dari eksploitasi masyarakat tersebut. Selain itu diperparah juga dengan meninglatnya perubahan lingkungan, seperti tiba-tiba musim hujan kemarau berkepanjangan, dengan kecendrungan kerusakan yang sedemikian, kemungkinan terjadinya konflik air bisa saja terjadi secara meluas.. Itu bukan hanya ancaman, tapi itu nyata. Dengan perubahan iklim, akan terjadi suatu hidrogikal shock yang akan bisa terjadi dalam waktu yang tidak terlalu lama.
Hannya untuk memperbaikai, atau setidaknya menguarangi, kemungkinan terjadinya bencana krisis air, diperkirakan diperlukan investasi yang tidak cukup besar. Ini merupakan potret betapa mahalnya harga yang harus dibayar, karena ulah manusia yang tidak memperhatikan norma-norma dalam penggunaan SDA, bukan masalah materi mungkin sekarang yang dipermasalahkan, akan tetapi lebih kepada punahnya sumber daya, karena keegoisan kita yang berfikir keuntungan kita semata tanpa berfikir akan ada generasi kita yang akan melanjutkan kehidupan ini. Yang terpinting dari itu semua adalah, sekarang kita harus menghemtikam setidaknya mengurangi pemakaian air yang tidak sesuai kebutuhan.

Pencemaran air dan dampak yang diakibatkan secara umum bisa disebabkan oleh:
1.  Limbah Pemukiman
Limbah pemukiman mengandung limbah domestik berupa sampah organik dan sampah anorganik serta deterjen. Sampah organik adalah sampah yang dapat diuraikan atau dibusukkan oleh bakteri. Contohnya sisa-sisa sayuran, buah-buahan, dan daun-daunan. Sedangkan sampah anorganik sepertikertas, plastik, gelas atau kaca, kain, kayu-kayuan, logam, karet, dan kulit. Sampah-sampah ini tidak dapat diuraikan oleh bakteri (non biodegrable). Sampah organik yang dibuang ke sungai menyebabkan berkurangnya jumlah oksigen terlarut, karena sebagian besar digunakan bakteri untuk proses pembusukannya. Apabila sampah anorganik yang dibuang ke sungai, cahaya matahari dapat terhalang dan menghambat proses fotosintesis dari tumbuhan air dan alga, yang menghasilkan oksigen. Tentunya anda pernah melihat permukaan air sungai atau danau yang ditutupi buih deterjen. Deterjen merupakan limbah pemukiman yang paling potensial mencemari air. Pada saat ini hampir setiap rumah tangga menggunakan deterjen, padahal limbah deterjen sangat sukar diuraikan oleh bakteri.
Sehingga tetap aktif untuk jangka waktu yang lama. Penggunaan deterjen secara besar-besaran juga meningkatkan senyawa fosfat pada air sungai atau danau. Fosfat ini merangsang pertumbuhan ganggang dan eceng gondok. Pertumbuhan ganggang dan eceng gondok yang tidak terkendali menyebabkan permukaan air danau atau sungai tertutup sehingga menghalangi masuknya cahaya matahari dan mengakibatkan terhambatnya proses fotosintesis.
Jika tumbuhan air ini mati, akan terjadi proses pembusukan yang menghabiskan persediaan oksigen dan pengendapan bahan-bahan yang menyebabkan pendangkalan.

2. Limbah Pertanian
Pupuk dan pestisida biasa digunakan para petani untuk merawat tanamannya. Namun pemakaian pupuk dan pestisida yang berlebihan dapat mencemari air. Limbah pupuk mengandung fosfat yang dapat merangsang pertumbuhan gulma air seperti ganggang dan eceng gondok. Pertumbuhan gulma air yang tidak terkendali ini menimbulkan dampak seperti yang diakibatkan pencemaran oleh deterjen.
Limbah pestisida mempunyai aktifitas dalam jangka waktu yang lama dan ketika terbawa aliran air keluar dari daerah pertanian, dapat mematikan hewan yang bukan sasaran seperti ikan, udang dan hewan air lainnya. Pestisida mempunyai sifat relatif tidak larut dalam air, tetapi mudah larut dan cenderung konsentrasinya meningkat dalam lemak dan sel-sel tubuh mahluk hidup disebut Biological Amplification, sehingga apabila masuk dalam rantai makanan konsentrasinya makin tinggi dan yang tertinggi adalah pada konsumen puncak. Contohnya ketika di dalam tubuh ikan kadarnya 6 ppm, di dalam tubuh burung pemakan ikan kadarnya naik menjadi 100 ppm dan akan meningkat terus sampai konsumen puncak.

3. Limbah Industri
Limbah industri sangat potensial sebagai penyebab terjadinya pencemaran air. Pada umumnya limbah industri mengandung limbah B3, yaitu bahan berbahaya dan beracun. Menurut PP 18 tahun 99 pasal 1, limbah B3 adalah sisa suatu usaha atau kegiatan yang mengandung bahan berbahaya dan beracun yang dapat mencemarkan atau merusak lingkungan hidup sehingga membahayakan kesehatan serta kelangsungan hidup manusia dan mahluk lainnya. Karakteristik limbah B3 adalah korosif/ menyebabkan karat, mudah terbakar dan meledak, bersifat toksik/ beracun dan menyebabkan infeksi/ penyakit. Limbah industri yang berbahaya antara lain yang mengandung logam dan cairan asam. Misalnya limbah yang dihasilkan industri pelapisan logam, yang mengandung tembaga dan nikel serta cairan asam sianida, asam borat, asam kromat, asam nitrat dan asam fosfat. Limbah ini bersifat korosif, dapat mematikan tumbuhan dan hewan air. Pada manusia menyebabkan iritasi pada kulit dan mata, mengganggu pernafasan dan menyebabkan kanker.
Logam yang paling berbahaya dari limbah industri adalah merkuri atau yang dikenal juga sebagai air raksa (Hg) atau air perak. Limbah yang mengandung merkurei selain berasal dari industri logam juga berasal dari industri kosmetik, batu baterai, plastik dan sebagainya. Di Jepang antara tahun 1953- 1960, lebih dari 100 orang meninggal atau cacat karena mengkonsumsi ikan yang berasal dari Teluk Minamata. Teluk ini tercemar merkuri yang bearasal dari sebuah pabrik plastik. Senyawa merkuri yang terlarut dalam air masuk melalui rantai makanan, yaitu mula-mula masuk ke dalam tubuh mikroorganisme yang kemudian dimakan yang dikonsumsi manusia. Bila merkuri masuk ke dalam tubuh manusia melalui saluran pencernaan, dapat menyebabkan kerusakan akut pada ginjal sedangkan pada anak-anak dapat menyebabkan Pink Disease/ acrodynia, alergi kulit dan kawasaki disease/ mucocutaneous lymph node syndrome.

Kalau sudah seperti ini masalahnya, yang bisa kita lakuakan untuk mengurangi pencemaran adalah mengurangi bahkan kalau bisa mencegahnya. Salah satu cara mengurangi pencemaran air, umtuk keberlangsungan hidup adalah mengolah terlebih dahulu limbah akan kita buang. Seperti yang kita ketahui bahwa masalah utama pencemaran air di  Indonesia adalah limbah rumah tangga dan limbah industri.
Adapun cara yang bisa dilakukan untuk mengolah air yang tercemar antara lain:
a. pengolahan secara fisik
dapat diterapkan untuk berbagai pengolahan limbah. Dalam pengolahan limbah secara fisik, polutan akan dipisahkan dengan cara diendapkan. Hasil yang dicapai sangat terbatas dan memerlukan waktu yang  cukip lama.
b. Pengolahan secara kimiawi
dapat dilakukan dengan menambahkann bahan-bahan kimia kedalam air limbah. Dalam hal i ni yang sangat penting adalah menentukan jenis-jenis bahan kimia yang diperlukan. Dalam pengolahan air limbah secara kimiawa, waktu dan area yang diperlukan jauh lebih kecil dibandngkan pengolahan limbah secara fisik dan biologi. Zat kimia yang mengandung zat-zat kimia termasuk logam berat, sangat tepat bila pengolahan limbah dilakukan secara kimiawi.
c. pengolahan secara biologis
Pengolahan limbah secara biologi terutama memanfaatkan keja mikroorganisme. Polutan yang degradebel merupakan makanan bagi bakteri, sehingga dalam waktu singkat bakteri akan berkembang biak dan menghabiskan makanan yang ada di limbah.
           


Menurut WHO, jumlah air bersih yang harus dipenuhi bagi kehidupan yang sehat adalah 86,4 liter perkapita/hari, baik untuk memenuhi keperluan sehari-hari maupun  untuk keperluan yang lainnya. Pada prinsipnya air yang di alam itu tetap, tidak akan merubah jumlahnya.

Langkah-langkah Pengolahan Air Limbah

Pengolahan air limbah dengan tujuan untuk dipergunakan kembali, baik untuk dikonsumsi maupun untuk MCK, biasanya akan memerlukan biaya yang lebih besar dibandingkan apabila pengolahan air limbah hanya akan dibuang ke lingkungan.

 Pengolahan Limbah rumah tangga
Tujuan utama pengolahan air limbah rumah tangga adalah mengurangi BOD, partikel tercampur dan membunuh partikel tercampur dan membunuh bakteri patogen.

Diagram pengelohan air limbah rumah tangga

 






Keterangan:
1. Saringan Kasar
2. Penangkap pasir
3. Penangkap lumpur
4. Pembusuk lumpur
5. Bak aersi
6. Bak kaporisasi

  1. Air kotor atau air buangan rumah tangga yang masih segar dialirkan melewati saringan kasar, ini dimaksudkan agar benda-benda yang ukurannya besar( potongan kayu, daun, kertas, kain, kaleng, plastik, dan lain-lain) tertahan.
  2. Dari saringan kasar air, dialirkan ke bangunan penangkap pasir. Ukuran bangunan penagkap pasir ini disesuaikan dengan debit air. Diusahakan agar air yang mengalir melalui bangunan penangkap pasir mempunyai kecepatan lebih kurang 30 m/skon. Dengan kecepatan 30 m/s ini, pasir dapat mengendap, akan tetapi benda-benda yang halus(lumpur) dapat terus terbawa air. Bangunnan penangkap pasir sebaiknya terdiri dari dua bangunan yang sama dan bekerja secara bergantian. Bila bagian yang satu telah penuh berisi pasir, maka air limbah dialirkan melaui bagian kedua, sedang bagian pertama diambil pasirnya, dan demikian pula sebaliknya, bila bagian kedua penuh berisi pasir, maka air limbah akan dialirkan melalui bagian pertama, sedangakan bagian kedua diambil pasirnya.
  3. Setelah air limbah keluar dari tempat penahan pasir, air limbah dialirkan melaui bangunan penahan lunpur. Dalam bangunan penahan lumpur, aliran air limbah harus tenang supaya sebagian besar dari lumput dapat terendapkan denagn hilangnya atau terpisahnya pasir dan lumpur dari aliran air limbah, maka BOD air limbah ersebut telah turun lebih kurang 30%. Dengan demikain beban aerasi menjadi berkurang.
  4. Lumpur yang sudah terkumpul kemudian di pmpa kebangunan pembusuk lumpur, dan didalam bangunan pembusuk lumpur,  ini dihasilkan gas metan dan gas karbondioksida. Gas ini dialirkan untuk keperluan rumah tangga.
  5. Air yang keluar dari bak penahan lumpur kemudian diaerasi dengan menggunakan berbagaimacam cara, disesuiakan dengan kondisi yang ada. Oksigen diperlukan di dalam proses pengolahan air limbah, khususnanya air limbah tingkat tinggi. Dengan  ditambahkannya oksigen pada air ini, maka bakteri yang berkembang adalah bakteri aerob dimana akan memakan kotorsn yang terdapat di dalam air.
  6. Bila air tersebut ingin dikonsumsi langkah selanjutnya adalah membunuh bakteri yang ada pada air tersebut salah satunya dengan memberi kaporit, sehingga bakteri-bakteri yang tidak diinginkan bisa hilang. Bila bakterinya sudah mati maka  air siap untuk digunakan dalam kebutuhan sehari-hari baik untuk dikonsumsi maupun untuk MCK.


Masalah air bersih merupakan hal yang paling fatal bagi kehidupan kita. Dimana setiap hari kita membutuhkan air bersih untuk minum, memasak, mandi, mencuci dan sebagainya. Dengan air yang bersih tentunya membuat kita terhindar dari penyakit. Kalau kita tahu, saat ini masalah air bersih merupakan barang yang langka di negeri tercinta kita ini, apalagi di kota-kota besar seperti Jakarta, air bersih merupakan barang yang mahal dan sering diperjualbelikan. Tidak seperti halnya beberapa puluh tahun yang lalu, saat itu air bersih mudah diperoleh dan selalu berlimpah mengalir di setiap sudut tanah negeri kita ini, karena pada waktu itu belum banyak terjadi polusi air dan udara. Dari rasa dan warnanya pun saat ini berbeda tidak sealami dulu dikarenakan oleh polusi tersebut.
Sampah dan air limbah mengandung berbagai macam unsur seperti gas-gas terlarut, zat-zat padat terlarut, minyak dan lemak serta mikroorganisme. Mikroorganisme yang terkandung dalam sampah dan air limbah dapat berupa organisme pengurai dan penyebab penyakit. Penanganan sampah dan air limbah yang kurang baik seperti: pengaliran air limbah ke dalam saluran terbuka, atau dinding dan dasar saluran yang rusak karena kurang terpelihara.
Pembuangan kotoran dan sampah kedalam saluran yang menyebabkan penyumbatan dan timbulnya genangan akan mempercepat berkembangbiaknya mikroorganisme atau kuman-kuman penyebab penyakit, serangga dan mamalia penyebar penyakit seperti lalat dan tikus.
Terdapat beberapa penyakit yang ditimbulkan oleh sanitasi yang kurang baik serta pembuangan sampah dan air limbah yang kurang baik diantaranya adalah :Diare, Demam berdarah, Disentri, Hepatitis A, Kolera, Tiphus, Malaria, Cacingan.
Maka yang harus kita lakukan dalam menanggulangi pencemaran air dan tanah serta terhindar dari berbagai penyakit adalah pola hidup bersih dan sehat. Hidup bersih dan sehat dapat diartikan sebagai hidup di lingkungan yang memiliki standar kebersihan dan kesehatan serta menjalankan pola/perilaku hidup bersih dan sehat. Lingkungan yang sehat dapat memberikan efek terhadap kualitas kesehatan. Kesehatan seseorang akan menjadi baik jika lingkungan yang ada di sekitarnya juga baik. . Lingkungan yang sehat memiliki ciri-ciri tempat tinggal (rumah) dan lingkungan sekitar rumah yang sehat.





















BAB IV
KESIMPULAN

Berdasarkan uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa:
  1. Air bersih dapat diartikan air yang memenuhi persyaratan untuk pengairan sawah, untuk treatment air minum dan untuk treatmen air sanitasi. Persyaratan disini ditinjau dari persyaratan kandungan kimia, fisika dan biologis,
  2. Pencemaran air adalah suatu perubahan keadaan di suatu tempat penampungan air seperti danau, sungai, lautan dan air tanah akibat aktivitas manusia. Walaupun fenomena alam seperti gunung berapi, badai, gempa bumi dll juga mengakibatkan perubahan yang besar terhadap kualitas air, hal ini tidak dianggap sebagai pencemaran,
  3. Pencemaran air secara umum dapat di sebabkan oleh: limbah pemukiman, limbah pertanian, limbah industri
  4. Penyebab utama limbah yang mencemari air di perlotaan besar, khusunya perkotaaan yang ada di Indonesia adalah pencemaran yang di akibatkan oleh limbah indusrti dan limbah rumah tangga, adapun alternatif untuk mencegah pencemaran yang meluas adalah dengan mengolah air yang berisi limbah tersebut sebelum di buang kesumber air ataupun untuk keperluan konsumsi.
  5. Sampah dan air limbah mengandung berbagai macam unsur seperti gas-gas terlarut, zat-zat padat terlarut, minyak dan lemak serta mikroorganisme. Mikroorganisme yang terkandung dalam sampah dan air limbah dapat berupa organisme pengurai dan penyebab penyakit.
  6. jumlah air semalin hari semalin menipis, maka perlu kebijaksanan dalam penggunaan air, sehingga krisis air bias di minimalisir.
  7. Terdapat beberapa penyakit yang ditimbulkan oleh sanitasi yang kurang baik serta pembuangan sampah dan air limbah yang kurang baik diantaranya adalah :Diare, Demam berdarah, Disentri, Hepatitis A, Kolera, Tiphus, Malaria, Cacingan.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar