Kamis, 23 Februari 2012

FLUIDA BERGERAK
A.    FLUIDA IDEAL
B.     KONTINUITAS
C.     ASAS BERNOULLI
D.    APLIKASI PERSAMAAN BERNOULLI














OLEH:            1. ADE RADIYAS PONDA
                        2. AMIN MUSTAJAB
                        3. TENGKU MUHAMMAD MIFTAHUL FALAH



FLUIDA BERGERAK


A.    FLUIDA IDEAL
Agar pembahasan –pembahasan yang akan kita lakukan lebih sederhana dan mudah di mengerti, maka fluida yang dikmaksud adalah fluida khusus yang disebut fluida ideal. Sebenarnya fluida ideal adlah satu moddel, jadi bukan fluida yang sebenarnya karena fluida ideal pada kenyataannya tidak ada.
Sifat-sifat fluida ideal antara lain :
(a)    Aliran laminar    (b) dan (c) aliran turbulen
 
(b)
 
(a)
 
(c)
 
 




1.      fluida tidak bersifat kompresible
yang di maksud kompresible adalah bahwa massa jenis fluida tidak bergantung pada tekanan,. Pada umumnya, fluida (terutama gas) bersifat kompresible, yaitu massa jenis fluida bergantung pada tekanannya. Ketika tekanan gas di perbesar, misalnya dengan memperkecil vplumenya, massa
jenis gas akan berubah.
2.      Aliran fluida tidak turbulen (steamline)
Secara sederhana yang di maksud dengan aliran turbulen adalah  aliran yang berputar-putar, misalnya asap rokok yang mengepul merupakan aliran turbulen. Lawan dari aliran turbulen adalah aliran laminer (streamline)

3.      Aliran fluida bersifat stasioner (tunak)
Pengertian stasione pada gas ideal hampir sama dengan pengertian pada gelombang stasione yaitu aliran bersifat stasioner bila kecepatan pada setiap titik sembarang selalu konstan. Ini tidak berati bahwa kecepatn aliran fluida di titik A saima dengan di titk B. Yang kecepatan aliran di titik a adalah selalu konstan, misalnya vA= vB (lihat pada   gambar)

4.      Fluida tidak kental (non-viskos)
Seperti yang telah kita bahas sebelumnya mengenai viskositas, maka adanya kekentalan fluida menyuebabkan timbulnya gesekan pada fluida. Dalam fluida ideal, kita mengabaikan semua gesekan yang muncul, yang berarti mengabaikan gejala viskositas.
Garis arus disebut juga aliran berlapis (aliran laminar =laminar flow. Kecepatan partikel fluida di tiap titik pada garis arus searah dengan garis singgung di titik itu. Dengan demikian, garis arus tidak pernah berpotongan.
Ketika melebihi suatu kelajuan tertentu, aliran fluida menjadi turbulen. Aliran turbulen di tandai oleh adanya aliaran berputar. Ada pertikel –partikel yang memiliki arah gerak berbeda dan bahkan, berlawanan dengan arah gerak keseluruhan fluida. Untuk mengetahui apakah suatu aliran zat cair merupakan garis arus atau turbulen, anda cukup menjatuhkan sedikit tinta pewarna kedalam zat cairan itu. Jika membentuk pusaran, alirn fluida itu itu berupa garis arus. Akan tetapi, bila tinta berputar-putar dan akhirnya menyebar, aliran fluida itu termasuk aliran turbulen.
 Nah, fluida yang akan di bahas adalah pada bab ini fluida di pandang sebagai fluida ideal yaitu fluida yang tunak, tak termampatkan, tak kental, dan stream line (garis lurus).

B.     KONTINUITAS
Dalam subab sebelumnya kita telah mengasumsikan bahwa fluida ideal memiliki aliran yang stasioner, yaitu fluida yang mengalir melalui titik tertentu memiliki kecepatan yang sama. Di samping itu, fluida ideal memiliki aliran yang bersifat laminer (streamline).
Karena aliran fluida bersifat stasioner, maka dapat kita simpulkan bahwa jumlah elemen massa fluida yang melewati suatu titik tertentu selalu sama tiap waktunya. Banyaknya elemen massa fluida yang melalui suatu luas permukaan tertentu dalam waktu tertentu, pada gambar diair di suatu bendungan adalah x liter, atau debit air dari kran adalah 0,1 liter/sekon. Persamaan debit Q dapat kita turunkan dengan car berikut.  Debit merupakan ukuran banyaknya volume fluida yang mengalir tiap satuan waktu.
Q =
Karena= A ., dimana A adalah luas penampang, dan  adalah jarak yang di tempuh fluida, maka :
Q =
Bukankah  = , sehingga secara umum persamaaan debitQfluida dengan kecepatan aliran melaluipenampang pipa A adalah
Q =A
Pada gambar di tunjukan suatu fluida yang bergerak di dalam suatu pipa dengan luas penampang yang berubah dari A1dan A2 sepanjang pipa tersebut. Pada kasus ini kita hanya akan meninjau dualokasi yaitu ujung pipa kanan dan ujung pipa kiri pipa. Berdasarkan konsep aliran satsioner, kita dapat menyimpulkan bahwa banyak fluida yang masuk ke ujung kiri pipa sama dengan banyaknya  fluida yang keluar dari ujung kanan pipa. hal ini di karenakan pada kesepakatan sebelumya bahwa fluida yang mengalir dianggap fluida ideal, dalam hal ini massa fluida kekal.
Misalkan keceptan fluida pada ujung kiri adalah v1 dan kecepatan fluida pada ujung kanan adalah v2, sementara massa jenis fluida adalah . Dalam waktu , fluida di ujung kiri telah bergerak sejauh v1 . Banyaknya massa fluida yang telah bergerak melewati ujung kiri pipa tersebut sama dengan volume diraster dikalikan dengan massa jenisnya. Volume sama dengan v1di kalikan dengan luas permukaan A1.
v1
Maka kecepatan fluida yang melewati ujung kiri pipa adalah 
 = v1
Pada ujung kanan  pipa, kecepatan fluida adalah v2 , sedangkan massa jenisnya tetap  karena fluida diasumsikan fluida ideal. Dalam waktu , banyaknya massa yang keluar dari ujung kanan pipa yang  memiliki luas permukaan A2 adalah :
v2
Kecepatan massa fluida yang mengalir melalui ujung kanan pipa adalah :
 = = v2
Bukankah telah di jelaskan sebelumya, karena aliran fluida bersifat stasioner, maka jumlah massa fluida yang mengalir melalui kedua ujung pipa sama besar. Dengan demikan bukankah :
v1v2
Bukankah fluida yang digunakan adalah sama,  maka massa jenis kedua fluida sama sehingga
v1v2 atau  A = konstan                   
telah anda ketahui bahwa  Q = A , dimana  Q adalah debit fluida. Oleh karena itu persamaan kontinuitas untuk fluida tidak termampatkan dapat juga dinyatakan sebagai persamaan debit kostan.

Persamaan kotinuitas dapat kita ubah kebentuk :
v1v2
 =
Dari persamaan diatas menyatakan bahwa jika penampang pipa lebih besar , kelajuan fluida di titik itu lebih kecil.

C.     ASAS BERNOULLI
Gambar 15.1 mempresentasikan suatu pembuluh aliran (atau sebuah pipa sebenarnya, untuk masalah itu) yang di lalui oleh suatu fluida ideal yang mengalir dengan laju tunak. Di dalam interval waktu t, andaikan bahwa suatu volume fluida yang ditandai dengan daerah I di dalam gambar 15.1a, memasuki pembuluh pada ujung kiri (atau input) dan suatu volume yang sama, yang di tandai dengan daerah III di dalam gambar 15.1b, keluar pada ujung kanan (out-put). Volume yang keluar harus sama sepeerti volume yang masuk karena fluida tidak dapat di mampatkan, dengan massa jenis  yang di asumsikan konstan.
 Perhatikan gambar  yang menunjukan suatu pipa berisi fluida yang mengalir dengan ketinggian dan luas penampang bervariasi. Kita tinjau gerak fluida yang diarsir.mula-mula, keadanaan fluida tampak seperti pada gambar , dimana elemen volume fluida yang berdiameter A1 berada pada ketinggian y1. Setelah selang waktu tertentu, elemen vluida ini bergerak ke kanan sehinga fluida yang kita tinjau bergeser ke kanan, menghasilkan suatu elemen berdiameter A2 yang berada pada ketinggian y2.  Pada masing-masing penampang A1 dan A2 bekerja gaya F1 dan F2 yang arahnya berlawanan seperti di tunjukan pada gambar.
Sekarang akan kita hitung usaha yang dilakukan masing-masing gaya F1 dan F2. Dari definisi usaha sebagai gaya di kalikan perpindahan , besar usaha yang dilakukan gaya F1 adalah :
W1= F11
Semnentara itu, karena arah F2 berlawanan arah dengan F1 maka besar usaha yang di lakukanoleh gaya F2 adalah
W2= F22

Total usah yang dilakukan oleh gaya F1 dan F2 adalah
Wtot= W1+W2
                               = F11 - F22
Dengan menggunakan hubungan F=A dan A, dimana p adalah tekanan, A luas penampang,  perubahan volume, dan  perubahan perpindahan maka:
Wtot = F11 - F22
              =A1 -A2
              =1 2
sesuai dengan persamaan kontinuitas, maka  V1 = V2 = , sehingga
W = (P1 –P2)
Persamaan inilah yang menyatakan gaya total yang dilakukan oleh gaya F1 dan F2. usaha yang dilakukan oleh F1 dan F2 tersebut pada akhirnya akan mengakibatkan perubahan energi kinetic dan potensial yang di milkiki oleh fluida. Perubahan energy kinetic  terjadi seiring dengan perubahan kecepatan dari v1 dan v.2.
2 -2
(2 - 2)
Semntara itu,  perubhan energy potensial EP terjadi seiring dengan perubahan posisi fluida dari y1 menjadi y2
EP y2 y1
EP =(y2 - y1)
Bukankah perubahan eneri mekanik EM yang di miliki oleh suatu benda sama dengan
EM =  + EP
EM = (2 - 2) + (y2 - y1)
Berdasarkan teorema usaha dan energy bukankah usaha yang dilakukan oleh suatu benda adalah perubahan energy yang dimiliki oleh benda tersebut. Dengan demikian maka diperoleh :


W = EM
(P1 –P2)  =(2 - 2) + (y2 - y1)
P1 –P2 = =(2 - 2) + (y2 - y1)
Kita ketahui bahwa  = , yaitu massa jenis fluida. Dengan demikian, dapat di perolehpersamaan
P1 –P2 = =(2 - 2) + (y2 - y1)
P1 +  y1 + 2 = P2 + y2 + 2
Persamaan inilah yang dikenal dengan persamaan Bernoulli. Sama seperti pada persamaan kontinuitas, pada persaan Bernoulli juga didapatkan
P +  y + 2 = konstan
Pada persaaan Bernoulli berlaku secara ketat hanya hingga tingkat dimana fluidanya ideal. Jika gaya-gaya viskos muncul, energy termal akan terlibat kita tidak melihat hal ini dalam penurunan selanjutnya.

D.    APLIKASI PERSAMAAN BERNOULLI
Kita telah menggunakan asas ini secaara kualitatif untuk menjelaskan beberapa peristiwa dalam keseharian. Dalam bagian ini kita akan membahas beberapa penerapan Hukum Bernoulli.
1.      Menentukan Tekanan Hidrostatik
Dari Persamaan Bernoulli
                                   
karena fluida tak mengalir (hidrostatik)

     
                     ( = negatif)
                     ( = di bawah permukaan)
     
                  

2.      Menentukan Kecepatan Air  yang Mengalir dari Sebuah Lubang Bejana

Dari Persamaan Bernoulli
         = konstan
     
                 
                                 
                          


 
Kecepatan air yang harus dikeluarkan dari sebuah lubang pada ketinggian  dari permukaan air adalah kelajuan untuk air itu jatuh bebas dari ketinggian .

3.      Menentukan Kecepatan sebagai efek dari penyempitan lubang pipa (efek vinturi)









Dari Persamaan Bernoulli

        = konstan
   


                 
                    = konstan

Bila fluida bergerak ke dalam penyempitan (luas penampang menjadi lebih kecil) maka kelajuan V karena penyampitan menjadi lebih besar ()
jika V bertambah besar maka P harus menjadi lebih kecil ().

4.      Menentukan Kecepatan Zat cair (fluida)dalam venturi meter terbuka
a.)    Venturi tanpa monometer
asumsi:
1.       fluida tidak kental
2.       tidak ada gesekan antara pipa dan air
3.       satu garis alir
 

ingat! efek venturi meter
 = konstan

secara kuantitatif
PV,         PV,         VA,         VA

dari gambar , sebab   maka

pada posisi  1:              
pada posisi  2:                   -
                                                          
                                                          

dari efek venturi meter
                    = konstan
   
                      


Untuk mencari atau
dari hukum debit          konstan
   
        


Dari 



                                   .....
                                
                                
            
             
                                
                                                             


b.)    Venturi tanpa dengan monometer



 

Hukum Pokok Hidristatika

                  
         
     
          
          

          

dari efek venturi meter
        = konstan

     
          
          
         


CONTOH SOAL DAN PEMBAHASAN
1.      Ahmad mengisi ember yang memiliki kapasitas 20 liter dengan air dari sebuah kran seperti gambar berikut!
Jika luas penampang kran dengan diameter D2 adalah 2 cm2 dan kecepatan aliran air di kran adalah 10 m/s tentukan:
a) Debit air
b) Waktu yang diperlukan untuk mengisi ember
Pembahasan
Data :
A2 = 2 cm2 = 2 x 10−4 m2
v2 = 10 m/s
a) Debit air
Q = A2v2 = (2 x 10−4)(10) 
Q = 2 x 10−3 m3/s

b) Waktu yang diperlukan untuk mengisi ember
Data :
V = 20 liter = 20 x 10−3 m3
Q = 2 x 10−3 m3/s 
t = V / Q 
t = ( 20 x 10−3 m3)/(2 x 10−3 m3/s )
t = 10 sekon
2.      Pipa saluran air bawah tanah memiliki bentuk seperti gambar berikut!
Jika luas penampang pipa besar adalah 5 m2 , luas penampang pipa kecil adalah 2 m2 dan kecepatan aliran air pada pipa besar adalah 15 m/s, tentukan kecepatan air saat mengalir pada pipa kecil!
Pembahasan
Persamaan kontinuitas
A1v1 = A2v2 
(5)(15) = (2)v2 
v2 = 37,5 m/s


Tangki air dengan lubang kebocoran diperlihatkan gambar berikut!
Jarak lubang ke tanah adalah 10 m dan jarak lubang ke permukaan air adalah 3,2 m. Tentukan :
a) Kecepatan keluarnya air 
b) Jarak mendatar terjauh yang dicapai air
c) Waktu yang diperlukan bocoran air untuk menyentuh tanah
Pembahasan
a) Kecepatan keluarnya air 
v = √(2gh)
v = √(2 x 10 x 3,2) = 8 m/s

b) Jarak mendatar terjauh yang dicapai air
X = 2√(hH)
X = 2√(3,2 x 10) = 8√2 m

c) Waktu yang diperlukan bocoran air untuk menyentuh tanah
t = √(2H/g)
t = √(2(10)/(10)) = √2 sekon
3.      Untuk mengukur kecepatan aliran air pada sebuah pipa horizontal digunakan alat seperti diperlihatkan gambar berikut ini!

Jika luas penampang pipa besar adalah 5 cm2 dan luas penampang pipa kecil adalah 3 cm2 serta perbedaan ketinggian air pada dua pipa vertikal adalah 20 cm tentukan :
a) kecepatan air saat mengalir pada pipa besar
b) kecepatan air saat mengalir pada pipa kecil

Pembahasan
a) kecepatan air saat mengalir pada pipa besar
v1 = A2√ [(2gh) : (A12 − A22) ]
v1 = (3) √ [ (2 x 10 x 0,2) : (52 − 32) ]
v1 = 3 √ [ (4) : (16) ]
v1 = 1,5 m/s
Tips :
Satuan A biarkan dalam cm2 , g dan h harus dalam m/s2 dan m. v akan memiliki satuan m/s.

b) kecepatan air saat mengalir pada pipa kecil
A1v1 = A2v2 
(3 / 2)(5) = (v2)(3)
v2 = 2,5 m/s

4.      Pipa untuk menyalurkan air menempel pada sebuah dinding rumah seperti terlihat pada gambar berikut! Perbandingan luas penampang pipa besar dan pipa kecil adalah 4 : 1.


Posisi pipa besar adalah 5 m diatas tanah dan pipa kecil 1 m diatas tanah. Kecepatan aliran air pada pipa besar adalah 36 km/jam dengan tekanan 9,1 x 105 Pa. Tentukan :
a) Kecepatan air pada pipa kecil
b) Selisih tekanan pada kedua pipa 
c) Tekanan pada pipa kecil
air = 1000 kg/m3)

Pembahasan
Data :
h1 = 5 m
h2 = 1 m
v1 = 36 km/jam = 10 m/s
P1 = 9,1 x 105 Pa
A1 : A2 = 4 : 1

a) Kecepatan air pada pipa kecil
Persamaan Kontinuitas :
A1v1 = A2v2 
(4)(10) = (1)(v2)
v2 = 40 m/s

b) Selisih tekanan pada kedua pipa 
Dari Persamaan Bernoulli :
P1 + 1/2 ρv12 + ρgh1 = P2 + 1/2 ρv22 + ρgh2
P1 − P2 = 1/2 ρ(v22  v12) + ρg(h2 − h1)
P1 − P2 = 1/2(1000)(402 − 102) + (1000)(10)(1 − 5) 
P1 − P2 = (500)(1500) − 40000 = 750000 − 40000
P1 − P2 = 710000 Pa = 7,1 x 105 Pa

c) Tekanan pada pipa kecil
P1 − P2 = 7,1 x 105
9,1 x 105 − P2 = 7,1 x 105
P2 = 2,0 x 105 Pa


SOAL LATIHAN
1.       Air mengalir melalui pipa horizontal yang memiliki dua bagian yang berbeda, seperti yang ditunjukan pada gambar. Jika pada penampang X yang luasnya 8,0 cm2 kecepatan aliran air adalah 3,0 cm/s, hitung:
a)      Kecepatan aliran air pada penampang Y yang luasnya 2,0 cm2;
b)      Beda tekanan antara X dan Y

2.       sebuah bola homogeny dengan masa jenis 2/3 masa jenis air jatuh secara vertical ke dalam suatu kolam dari ketinggian 10 m di atas permukaan kolam. Berapa dalam di bawah permukaan kolam, bola itu dapat tenggelam sebelum gaya apung menekannya kembali ke atas? (abajkan hambatan air pada gerakan bola). Ambil g = 9,8 m/s

3.      Pada gambar ditunjukan bagaimana arus air yang keluar dari satu keran yang menekuk ke bawah, ketika air jatuh luas penampang melintang  A0 = 1,2 cm2, dan A = 0,35 cm2. Kedua tingkatan itu dipisahkan dengan jarak vertical h = 45 mm. pada laju berapakah air melaju di keran?


REFERENSI
Foster. Bob. 1999. Terpadu Fisika SMU. Jakarta:KPG (kepustakaan).
Haliday dan Resnik. 1991. Fisika Jilid 1 (terjemahan). Jakarta : Penerbit Erlangga.
Kanginan, Marthen. 1996. Fisika SMA. Jakarta : Penerbit Erlangga.
Kanginan, Marthen. 1996. Fisika SMA jilid 2B. Jakarta : Penerbit Erlangga.
Berdasarkan kuliah Dr. Tomo Djudin

Tidak ada komentar:

Posting Komentar