Percobaan 1
Hukum Ohm
Tujuan Percobaan:
-
Mempelajari
hubungan antara tegangan dan kuat arus yang mengalir dalam sebuah rangkaian.
-
Membuat
grafik hubungan tegangan V dan kuat arus I.
Dasar Teori
Jika
suhu tidak mengalami perubahan, rasio dari pada ujung-ujung sebuah konduktor
terhadap arus yang mengalir dalam konduktor
itu adalah sebuah konstanta. Hubungan ini dikenal sebagai hukum Ohm. Hal
ini pertama kali dikemukakan oleh seorang ilmuan Jerman, yaitu George Simon Ohm
( 1787 – 1854). Hukum ohm berbunyi “ Kuat arus yang mengalir pada suatu
penghantar sebanding dengan beda potensial dan berbanding terbalik dengan
resistans penghantar”.
Secara
matematis hukum ohm dapat dituliskan :
Di mana : I = Kuat arus yang melewati penghantar (A)
R = Resistans
penghantar (Ω)
V = Beda
potensial atarujung penghantar (V)
Dari
hukum ohm ini didapat besaran resistans yang merupakan karakteristik
penghantar, karena nilai tetap dalam kondisi penghantar yang tetap.
Penting
untuk diingat, ketika kita menghitung arus, tegangan dan resistansi dalam
rangkaian praktis, kita jarang harus bekerja dengan akurasi yang lebih baik
dari ± 1% semata-mata karena toleransi-toleransi komponen selalu sedikit lebih
besar dari nilai ini.
Lebih
jauh lagi, dalam perhitungan yang melibatkan hukum ohm, kadangkala akan lebih
mudah apabila kita bekerja dalam satuan KΩ dan mA (atau MΩ dan μA) karena dalam kasus ini beda potensial akan
dinyatakan langsung dalam V.
Peralatan dan Bahan
-
Multimeter / AVO meter 1 buah
-
Kabel
penghubung.
-
Resistor
tetap 100 Ω 1
buah
-
Saklar
satu kutub 1 buah
-
Pontensiometer
50KΩ 1
buah
-
Powersupply
1 buah
Cara Kerja
1. Persiapkan peralatan / komponen sesuai
dengan daftar alat/ bahan.
2. Buat rangkaian seperti gambar 1.
3. Hidupkan powersupply kemudian tutup saklar
S ( posisi 1).
4. Atur potensiometer sehingga voltmeter
menunjukkan tegangan sekitar 2 volt, kemudian baca kuat arus yang mengalir pada
Amperemeter dan catat hasilnya ke dalam tabel pada hasil pengamatan.
5. Atur lagi potensiometer sehingga voltmeter
menunjukkan tegangan sedikit lebih tinggi dari 2 volt, baca kuat arus pada
skala amperemeter dan catat hasilnya ke dalam tabel hasil pengamatan.
6. Ulangi langkah 5 sebanyak 3 kali, kemudian
catat hasilnya ke dalam tabel hasil pengamatan.
Lembar Kerja Mahasiswa
Tabel
Hasil Pengamatan
No.
|
Tegangan
(V Volt)
|
Kuat arus
(I Ampere)
|
V / I
|
1.
|
|
|
|
2.
|
|
|
|
3.
|
|
|
|
4.
|
|
|
|
5.
|
|
|
|
Percobaan 2
Rangkaian Hambatan Seri
Tujuan Percobaan
-
Mempelajari
hubungan kuat arus, tegangan maupun hambatan total pada rangkaian hambatan yang
tersusun seri.
Dasar Teori
Pada
rangkaian seri berlaku pula hukum Kirchoff yang berbunyi “ jumlah total
tegangan pada sebuah rangkaian tertutup sama dengan nol “ atau jumlah semua
tegangan pada setiap tahanan sama dengan sumber tegangan.
Pada
gambar di atas terdapat tiga tahanan dan satu sumber tegangan. Ini berarti pula
terdapat tiga jatuh tegangan (voltage
drop) dan satu sumber tegangan. Jika kita jumlahkan semua tegangan yang ada
pada rangkaian tertutup tersebut maka kita peroleh rumus persamaan sebagai
berikut:
atau :
Persamaan
ini tidak hanya berlaku untuk tiga jatuh tegangan saja tetapi juga berlaku
untuk berapapun jumlah jatuh tegangan.
Sumber tegangan memiliki polaritas yang
berlawanan dengan jatuh tegangan, perhatikan gambar di atas bahwa kutub positif
pada setiap tahanan adalah ujung terdekat dengan kutub positif pada sumber
tegangan. Kutub negatif adalah pada ujung terjauh dengan kutub negatif pada
sumber tegangan.
Peralatan
-
Powersupply
1 buah
-
Saklar
satu kutub 1 buah
-
Multimeter
1 buah
-
Resistor
tetap 47 Ω dan
100 Ω 1
buah
-
Projectboard
1buah
-
Kabel
Penghubung secukupnya.
Cara Kerja
1. Persiapkan peralatan / komponen sesuai
dengan daftar alat/ bahan.
2. Buat rangkaian seperti gambar 1.
3. Hubungkan powersupply ke sumber tegangan (
powersupply masih dalam keadaan mati/off). Pilih tegangan keluaran 2 Volt DC.
4. Hidupkan powersupply kemudian tutup saklar
S ( posisi 1).
5. Baca pada alat ukur kuat arus dan tegangan
untuk hambatan R1, misalnya masing-masing (i1) daan (V1)
kemudian catat hasilnya ke dalam tabel pada hasil pengamatan.
6. Buka saklar S (posisi 0), kemudian
pindahkan voltmeter ke titik 2 dan 3.
7. Pindahkan posisi amperemeter ke titik 2,
kemudian tutup saklar S (posisi 1).
8. Baca pada alat ukur kuat arus dan tegangan
untuk hambatan R2 misalnya masing-masing i2 dan V2
kemudian catat hasilnya ke dalam tabel hasil pengamatan.
9. Buka saklar S (posisi 0), kemudian
pindahkan voltmeter ke titik 1 dan 3.
10. Pindahkan amperemeter pada titik 3,
kemudian waktu saklar S (posisi 1).
11. Baca kuat arus dan tegangan untuk rangkaian
misalnya itot dan Vtot kemudian catat hasilnya ke dalam
tabel hasil pengamatan.
12. Ulangi lagkah 4 sampai 11, dengan sumber
tegangan yang berbeda, kemudian catat hasilnya ke dalam tabel hasil pengamatan.
Lembar Kerja Mahasiswa
Gambar 1
Tabel Hasil Pengamatan.
No.
|
V1
|
V2
|
Vtot
|
V1+V2
|
I1
|
I2
|
Itot
|
R1 =
V1/I1
|
R2 =
V2/I2
|
Rtot =
Vtot/Itot
|
R1+R2
|
1.
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
2.
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
3.
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Percobaan 3
Rangkaian Hambatan Paralel
Tujuan Percobaan
-
Mempelajari
hubungan kuat arus, tegangan maupun hambatan total pada rangkaian hambatan yang
tersusun secara paralel.
Dasar Teori
Suatu
rangkaian dinyatakan paralel jika dua komponen atau lebih dihubungkan pada
sumber tegangan yang sama. Pada rangkaian paralel menyediakan lebih dari satu
jalur bagi arus untuk mengalir. Setiap jalur paralel disebut cabang.
Pada gambar di bawah ini terdapat
rangkaian paralel dengan dua tahanan. Arus yang mengalir keluar dari sumber
terbagi menjadi dua bagian pada titik A. Sebagian mengalir melalui tahanan R1
dan sisanya mengalir pada tahanan R2.
Tegangan
pada setiap cabang adalah sama yakni sesuai dengan tegangan sumbernya.
Resistor
yang dihubungkan secara paralel akan mengalami penurunan resistansi. Ini merupakan
kebalikan dari resistor yang dihubungkan secara seri. Resistansi total pada
kombinasi paralel selalu lebih kecil daripada resistansi yang paling kecil pada
kombinasi tersebut. Rumus untuk menghitung resistansi total pada resistor yang
dihubungkan secara paralel adalah sebagai berikut.
Peralatan
-
Powersupply
1 buah
-
Saklar
satu kutub 1 buah
-
Multimeter
1 buah
-
Resistor
tetap 47 Ω dan
100 Ω 1
buah
-
Projectboard
1buah
-
Kabel
Penghubung secukupnya.
Cara Kerja
1. Persiapkan peralatan / komponen sesuai
dengan daftar alat/ bahan.
2. Buat rangkaian seperti gambar 1.
3. Hubungkan powersupply ke sumber tegangan (
powersupply masih dalam keadaan mati/off). Pilih tegangan keluaran 2 Volt DC.
4. Hidupkan powersupply kemudian tutup saklar
S ( posisi 1).
5. Baca pada alat ukur kuat arus dan tegangan
untuk hambatan R1, misalnya masing-masing (i1) daan (V1)
kemudian catat hasilnya ke dalam tabel pada hasil pengamatan.
6. Buka saklar S (posisi 0), kemudian
pindahkan voltmeter ke titik C dan D.
7. Pindahkan posisi amperemeter di sekitar
titik C, kemudian tutup saklar S (posisi 1).
8. Baca pada alat ukur kuat arus dan tegangan
untuk hambatan R2 misalnya masing-masing i2 dan V2
kemudian catat hasilnya ke dalam tabel hasil pengamatan.
9. Buka saklar S (posisi 0), kemudian
pindahkan voltmeter ke titik P dan Q.
10. Pindahkan amperemeter pada titik P,
kemudian waktu saklar S (posisi 1).
11. Baca kuat arus dan tegangan untuk
rangkaian misalnya itot dan Vtot kemudian catat hasilnya
ke dalam tabel hasil pengamatan.
12. Ulangi lagkah 4 sampai 11, dengan sumber
tegangan yang berbeda, kemudian catat hasilnya ke dalam tabel hasil pengamatan.
Lembar Kerja Mahasiswa
Gambar 1
Tabel Hasil Pengamatan.
No.
|
V1
|
V2
|
Vtot
|
I1
|
I2
|
Itot
|
I1+I2
|
1/R1
=
I1/V1
|
1/R1
=
I1/V1
|
1/Rtot
=
Itot/Vtot
|
1/R1
+
1/R2
|
1.
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
2.
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
3.
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Percobaan 4
TEOREMA THEVENIN
Tujuan Percobaan
Mempelajari penggunaan teorema Thevenin pada rangkaian
arus searah
Dasar Teori
Teorema Thevenin
Suatu rangkaian aktif (dengan sumber tegangan dan atau
sumber arus dependen maupun independen) yang bersifat linier dengan 2 kutub
(terminal) a dan b, dapat diganti dengan suatu tegangan VT seri
dengan resistor RT.
Gambar 1 Teorema
Thevenin
VT = tegangan pada a-b dalam keadaan
tanpa beban (open circuit) = VOC
RT =
resistansi pada a-b “dilihat” kearah rangkaian dengan semua sumber independen diganti dengan resistansi dalamnya.
Dengan teorema ini kita dapat menghitung arus beban
dengan cepat bila beban diubahubah.
Alat-alat
yang Dipergunakan
a. Kit praktikum (berisi sumber arus, rangkaian N
dan beban)
b. Sumber tegangan searah
c. Multimeter (2 buah)
Gambar 2
Cara Kerja
A. Pendahuluan
Dalam percobaan ini, teorema Thevenin dipergunakan
untuk mencari arus pada beban
R (R1, R2, atau R3) pada
cabang C-D secara tidak langsung dengan mengukur VT, RT dan R. Kemudian hasilnya
dibandingkan dengan pengukuran arus melalui beban secara langsung dengan
membaca milli Ammeter.
1.
Pasanglah sumber tegangan searah 20 Volt
pada A-B. pada cabang C-D pasanglah mA meter seri dengan beban R1.
bacalah arus melalui R1.
2.
Bukalah beban dan mA-meter, sehingga C-D
terbuka (open circuit). Ukurlah tegangan open circuit C-D (sama dengan VT)
dengan Voltmeter Elektronik yang mempunyai impendansi input tinggi. Tegangan
sumber A-B harus tetap = 20Volt.
3. Mengukur
RT yaitu resistansi yag “dilihat” pada terminal C-D ke kiri
-
Bukalah/lepaskan sumber tegangan dari A-B
- Hubung
singkatkan A-B
- Ukurlah
resistansi pada terminal C-D dengan ohm meter (atau jembatan)
4.
Ukurlah
resistansi R1
5. Hitunglah arus melalui R1 dari :
Gambar 3
6. Bandingkan
hasil perhitungan (5) tersebut dengan hasil yang peroleh dari (1)
7. Ulangilah langkah (1) sampai (6) di
atas untuk harga R = R2 dan R = R3
8.
Tuliskan
hasil percobaan di atas pada tabel dalam lembar kerja atau log book
B. Teorema Thevenin
- Buatlah
rangkaian sebagai berikut:
Gambar 4
- Aturlah tegangan sama dengan harga VT yang telah diukur pada A.2
- Sebagai RT dipergunakan rangkaian N
dengan A-B dihubung singkatkan dan
dipasang menurut gambar di atas
- Ukurlah
arus yang mengalir melalui R1 dengan
mA-meter
- Ulangilah percobaan tersebut untuk R = R2, R = R3, dan R = 0 (hubungsingkat)
- . Tulislah hasil percobaan di atas pada tabel lembar kerja atau log
book
Percobaan 5
TEOREMA NORTON
Tujuan Percobaan
Mempelajari penggunaan teorema Norton pada rangkaian arus
searah
Dasar
Teori
Teorema Norton
Suatu rangkaian aktif (dengan sumber tegangan dan
ataua sumber arus dependen maupun independen) yang bersifat linier dengan 2
kutub (terminal) a dan b, dapat diganti dengan satu sumber arus IN paralel
dengan satu resistor dengan resistansi RN.
Gambar 1 Teorema Norton
IN = arus melalui a-b dalam keadaan
hubung singkat (short circuit) = ISC
RN = resistansi pada a-b “dilihat”
ke arah rangkaian dengan semua sumber independen diganti dengan resistansi
dalamnya.
Alat-alat yang Dipergunakan
a. Kit praktikum (berisi sumber arus, rangkaian N
dan beban)
b. Sumber tegangan searah
c. Multimeter (2 buah)
Cara Kerja
Teorema Norton
Rangkaian pada percobaan Teorema Thevenin A.1
sebelumnya diganti dengan sebuah sumber arus IN parael dengan
suatu resistansi RN yang besarnya sama dengan RT.
1.
Mencari IN.
Pasanglah sumber tegangan searah 20 Volt pada A-B. Ukurlah arus
hubung singkat pada C-D (pasanglah mA-meter pada C-D)
2.
RN = RT dapat
diperoleh dengan percobaan A.3 tetapi dalam hal ini rangkaian N akan kita
pergunakan sebagai RN
3.
Aturlah sumber arus sehingga
menghasilkan arus sebesar IN seperti telah diperoleh dari
percobaan di atas (Langkah percobaan 1). Buatlah rangkaian seperti berikut:
Gambar 2
4.
Ukurlah arus melalui mA-meter untuk R =
R1, R2 dan RN2
5.
Tulislah hasil pengamatan saudara
pada tabel dalam lembar kerja atau log book
Percobaan
6
Rangkaian R dan C
Tujuan Percobaan
-
Memahami
dan menentukan arus dan tegangan pada R dan C pada sumber tegangan DC.
- Memahami dan menentukan arus dan tegangan pada R dan C pada
sumber tegangan AC.
Dasar Teori
Rangkaian
yang terdiri dari kapasitor dan resistor dikenal sebagai rangkaian R-C
merupakan dasar dari berbagai jenis rangkaian pewaktuan dan pembentuk pulsa dan
oleh karenanya seringkali ditemukan dalam rangkaian elektronik praktis.
Sebuah
rangkaian R-C dengan sumber tegangan DC konstans (VS) akan membuat
tegangan pada kapasitor (yang awalnya
tidak bermuatan) akan meningkat secara eksponensial. Pada saat yang sama, arus
pada rangkaian (i) akan jatuh.
Kecepatan kenaikan tegangan terhadap waktu
(dan penyusutan terhadap waktu) akan bergantung pada hasilkali dari kapasitansi
dan resistansi. Nilai ini dikenal sebagai konstanta
waktu dari rangkaian. Maka :
Dimana C adalah nilai kapasitansi (F), R
adalah resistansi (W) dan t adalah konstanta waktu (s).
Tegangan yang timbul pada kapasitor sedang
mengisi muatan (VC) berubah-ubah terhadap waktu (t) menurut
hubungan:
Dimana VC adalah tegangan
kapasitor, VS adalah tegangan sumber dc, t adalah waktu dan CR
adalah konstanta waktu rangkaian (sama dengan hasilkali kapasitansi, C dan
resistansi R).
Selama pengisian muatan, arus dalam
kapasitor (i) berubah-ubah terhadap waktu (t) sesuai dengan hubungan :
i = VS e-t/CR
Dimana
i adalah arus kapasitor, VS adalah tegangan sumber, t adalah waktu,
C adalah kapasitansi dan R adalah resistansi.
Suatu
rangkaian yang terdiri dari sebuah sumber ac, dengan nilai kapasitansi dan
frekuensi yang diketahui, maka besarnya reaktansi kapasitif dari kapasitor
tersebut dalam ohm dapat dihitung dengan
Jumlah vektor dari reaktansi kapasitif dan
resistansi merupakan harga impedansi dan ditentukan dengan rumus :
Bila
nilai impedansi dalam ohm diketahui, maka besarnya tegangan atau arus dapat
dihitung dengan menggunakan rumus hukum ohm untuk rangkaian ac:
Peralatan
-
Resistor
2 buah
-
Elko
2 buah
-
Power
Supply 1 buah
-
Multimeter
1 buah
-
Projectboard
1 buah
Cara Kerja
- Rakitlah
resistor, kapasitor dan sumber tegangan dc sesuai gambar 1.
- Ukur besar
tegangan pada R dan C dan catat hasilnya pada tabel 1.
- Ukur besar
tegangan pada titik AB dan catat hasilnya pada tabel 1.
- Ukur arus
yang mengalir pada rangkaian dan catat hasilnya pada tabel 1.
- Rakitlah
resistor, kapasitor dan sumber tegangan AC sesuai gambar 2.
- Ukur besar
tegangan pada R dan C lalu catat hasilnya pada tabel 2.
- Ukur besar
tegangan pada titik AB lalu catat hasilnya pada tabel 2
- Ukur arus
yang mengalir pada rangkaian lalu catat hasilnya pada tabel 2.
Lembar Kerja Mahasiswa
|
|
|
|
|
|
Tabel 1
No.
|
Tegangan
Sumber
|
Tegangan
|
Arus
|
|||
Resistor
|
Kapasitor
|
Titik A dan B
|
||||
1.
|
6 Volt
|
|
|
|
|
|
2.
|
10 Volt
|
|
|
|
|
Tabel 2
No.
|
Tegangan
Sumber
|
Tegangan
|
Arus
|
|||
Resistor
|
Kapasitor
|
Titik A dan B
|
||||
1.
|
6 Volt
|
|
|
|
|
|
2.
|
10 Volt
|
|
|
|
|
Percobaan 7
Dioda
Tujuan Percobaan
-
Memahami
karakteristik dioda.
-
Membuktikan
prinsip kerja dioda saat diberi
prategangan maju.
-
Membuktikan
prinsip kerja dioda saat diberi
prategangan balik.
Dasar Teori
Ketika
suatu sambungan dibentuk dari bahan semikonduktor tipe-N dan tipe-P,
perangkat yang dihasilkan ini disebut dioda. Sisi P dari suatu dioda
disebut anoda, dan sisi n disebut katoda. Bila diberikan
forward bias, dioda menjadi sangat tidak konduk sebelum kita melampaui
potensial barier. Ini menyebabkan arus menjadi kecil untuk beberapa persepuluh
volt yang pertama. Bila kita mendekati potensial barier (sekitar 0,7 V untuk
dioda silikon), elektron bebas dan hole mulai melintasi junction dalam jumlah
yang lebih besar. Ini akan membuat pertambahan arus dengan cepat. Di atas 0,7
V, pertambahan tegangan yang kecil menghasilkan pertambahan arus yang besar.
Tegangan Lutut (Knee Voltage)
Tegangan
dimana arus mulai bertambah secara cepat disebut tegangan lutut (knee)
atau offset. Untuk dioda silikon, tegangan ini sama dengan potensial
barier, sekitar 0,7 V. ( Dioda germanium mempunyai tegangan offset 0,3 V).
Tahanan Bulk (Bulk Resistance)
Di
atas tegangan lutut, arus dioda bertambah secara cepat ; pertambahan tegangan
dioda yang besar. Alasaannya adalah : setelah potensial barier dilewati, yang
menahan arus hanyalah tahanan bulk (bulk resistance) atau tahanan ohm dari
daerah p dan n. Tahanan ini adalah linier.
Dengan kata lain, dioda adalah gabungan
dari tahanan non linier yang tinggi (junction) dan tahanan bulk yang linier
(daerah p dan n di luar lapisan kosong). Dibawah 0,7 V yang dominan adalah
ketidak linieran dari junction; di atas 0,7 V beralih pada kelinieran tahanan
badan.
Daerah Reverse
Bila
kita me-reverse-bias dioda, maka kita akan memperoleh arus balik yang sangat
kecil (disebut juga arus bocor). Jika kita menambah tegangan balik cukup besar,
pada suatu saat kita akan mencapai tegangan breakdown dioda ( Beberapa dioda mempunyai tegangan
breakdown ratusan volt).
Peralatan dan Bahan
-
Powersupply
1 buah
-
Dioda
1 buah
-
Multimeter
1 buah
-
Resistor
1 buah
-
Projectboard
1 buah
Cara Kerja
- Buatlah
Rangkaian seperti gambar 1
- Ukur arus
dan tegangan pada dioda dan masukkan hasilnya pada tabel 1
- Ulangi
langkah 2 dengan besar sumber tegangan yang berbeda seperti yang
ditunjukkan pada tabel 1.
- Buatlah
Rangkaian seperti gambar 2
- Ukur arus
dan tegangan pada dioda dan masukkan hasilnya pada tabel 2
- Ulangi
langkah 5 dengan besar sumber tegangan yang berbeda seperti yang
ditunjukkan pada tabel 2.
Lembar Kerja Mahasiswa
Gambar 1
Gambar 2
Tabel
1
No.
|
Tegangan
Sumber
|
Arus Dioda
|
Tegangan Dioda
|
1.
|
2 Volt
|
|
|
2.
|
4 Volt
|
|
|
3.
|
6 Volt
|
|
|
4.
|
8 Volt
|
|
|
5.
|
10 Volt
|
|
|
Tabel
2
No.
|
Tegangan
Sumber
|
Arus Dioda
|
Tegangan Dioda
|
1.
|
2 Volt
|
|
|
2.
|
4 Volt
|
|
|
3.
|
6 Volt
|
|
|
4.
|
8 Volt
|
|
|
5.
|
10 Volt
|
|
|
Percobaan 6
Penyearah Setengah Gelombang
Tujuan Percobaan
Mengamati bentuk tegangan
yang dihasilkan oleh penyearah setengah gelombang.
Dasar Teori
Pada rangkaian setengah
gelombang, setengah puncak positif dari tegangan sekunder akan dilewatkan dioda
yang diberikan panjar maju, maka seluruh tegangan sekunder tersebut akan muncul
pada penghambat. Karena itu harga puncak dari tegangan keluar sama dengan harga
puncak tegangan sekunder:
Sedangkan tegangan beban dc adalah:
Dan arus beban dc tentukan oleh:
Sementara
pada setengah siklus negatif diode seolah-olah dalam keadaan terbuka. Karena
tidak ada arus yang mengalir melalui dioda, tidak terjadi pula penurunan
tegangan pada penghambat. Ini
berarti bahwa seluruh tegangan sekunder terdapat pada diode terbuka.
Dalam rangkaian penyearah, tegangan balik maksimum yang terjadi pada dioda
itu disebut tegangan balik puncak (peak inverse voltage atau disingkat PIV).
PIV = V2(peak)
Untuk menghindari
kerusakan pada dioda, harga PIV harus lebih rendah dari tegangan dadal dioda.
Peralatan dan Bahan
-
Resistor 470W 1 buah
-
Dioda 1N4002 1 buah
-
Papan Rangkaian 1 Buah
-
Kabel penghubung
-
Powersupply 1 buah
-
Osiloskop 1 buah
Cara Kerja:
1.
Persiapkan peralatan/komponen sesuai daftar peralatan
dan bahan lalu buatlah rangkaian seperti gambar 1.
2.
Hidupkan osiloskop dan tunggu beberapa saat hingga
terlihat garis pada layar. Lakukan pengaturan secukupnya pada tombol posisi
hingga garis berimpit dengan sumbu X. Jika garis tidak stasioner (berkedip)
atur tombol sweeptime hingga diperoleh garis stasioner.
3. Ukur tegangan keluaran pada powersupply
dan masukkan nilainya pada tabel hasil pengamatan.
4. Hubungkan osiloskop ke rangkaian pada titik
A dan B (dengan menggunakan probe).
5. Amati dan gambarkan bentuk tegangan pada
tabel hasil pengamatan kolom Vin pada V2(peak).
6. Pindahkan hubungan osiloskop dengan
rangkaian pada titik C dan D
7. Amati dan gambarkan bentuk tegangan pada
kolom Tegangan RL.
8. Ulangi
3 s/d 7 dengan sumber tegangan yang berbeda ( 4 volt).
Lembar Kerja Mahasiswa
Gambar 1
Tabel hasil pengamatan
No.
|
Tegangan Masuk (ac)
|
Teg.Terukur (Voltmeter)
|
Vin Pada V2(peak)
|
Tegangan
RL
|
1.
|
2 Volt
|
|
|
|
2.
|
4 Volt
|
|
|
|
3
|
6 Volt
|
|
|
|
Percobaan 7
Penyearah Jembatan
Tujuan Percobaan
Mengamati bentuk tegangan yang dihasilkan oleh penyearah jembatan.
Dasar Teori
Penyearah jembatan (bridge
rectifier) merupakan rangkaian penyearah yang paling luas penggunaannya. Seperti terlihat pada gambar di bawah,
selama setengah-siklus positif dari tegangan sekunder. Dioda D2 dan
D3 mendapat prategangan maju, sedangkan D1 dan D2
mendapat prategangan-balik. Karena itu elektron-elektron mengalir selama jangka
waktu ini melalui D3, diteruskan ke kanan melalui hambatan beban dan
akhirnya keluar melalui D2.
Selama setengah-siklus negatif dioda D1
dan D4 yang menghantar sedangkan dioda D2 dan D3
tak bekerja. Selama setengah siklus ini, elektron-elektron mengalir melalui D1,
di teruskan ke kanan melalui hambatan beban dan akhirnya dikeluarkan melalui D4.
Tegangan
beban dc pada rangkaian penyearah jembatan adalah :
Jika
penurunan tegangan dioda diabaikan, maka tegangan-keluar puncak menjadi sama
dengan tegangan sekunder:
Sehubungan
dengan penyearah yang berpola gelombang penuh, frekuensi keluaran merupakan
kelipatan ganda dari frekuensi masukan:
Dalam rangkaian
penyearah jembatan, tegangan balik puncak pada masing-masing dioda yang tak
menghantar adalah:
PIV = V2(peak)
Karena
masing-masing dioda hanya menghantar selama setengah siklus, arus-dioda dc
hanya sama dengan setengah arus-beban dc:
Peralatan dan Bahan
-
Resistor 470W 1 buah
-
Dioda 1N4002 4 buah
-
Papan Rangkaian 1 Buah
-
Kabel penghubung
-
Powersupply 1 buah
-
Osiloskop 1 buah
Cara Kerja:
1.
Persiapkan peralatan/komponen sesuai daftar peralatan
dan bahan lalu buatlah rangkaian seperti gambar 1.
2.
Hidupkan osiloskop dan tunggu beberapa saat hingga
terlihat garis pada layar. Lakukan pengaturan secukupnya pada tombol posisi
hingga garis berimpit dengan sumbu X. Jika garis tidak stasioner (berkedip)
atur tombol sweeptime hingga diperoleh garis stasioner.
3. Ukur tegangan keluaran pada powersupply
dan masukkan nilainya pada tabel hasil pengamatan.
4. Hubungkan osiloskop ke rangkaian pada
titik A dan B (dengan menggunakan probe).
5. Amati dan gambarkan bentuk tegangan pada
tabel hasil pengamatan kolom Vin pada V2(peak).
6. Pindahkan hubungan osiloskop dengan
rangkaian pada titik C dan D
7. Amati dan gambarkan bentuk tegangan pada
kolom Tegangan RL.
8. Ulangi 3 s/d 7 dengan sumber tegangan yang
berbeda ( 4 volt).
Lembar Kerja Mahasiswa
Gambar 1
Tabel hasil pengamatan
No.
|
Tegangan Masuk (ac)
|
Teg.Terukur (Voltmeter)
|
Vin Pada V2(peak)
|
Tegangan
RL
|
1.
|
2 Volt
|
|
|
|
2.
|
4 Volt
|
|
|
|
3
|
6 Volt
|
|
|
|
Percobaan 8
Penapis Setengah Gelombang
Tujuan Percobaan
1. Mempelajari prinsip perata arus dari
penapis kapasitor pada penyearah setengah gelombang.
2. Mengamati bentuk gelombang yang dihasilkan
penyearah setengah gelombang yang diberi penapis kapasitor.
Dasar Teori
Keluaran dari penyearah
setengah gelombang merupakan tegangan dc yang berubah-ubah (berdenyut). Sebelum
siap dipakai untuk memberi catu daya kepada rangkaian elektronik,
tegangan-tegangan yang berubah-ubah itu harus ditapis atau diperhalus agar
keluarannya merupakan tegangan yang hampir tetap. Cara yang paling banyak
adalah menggunakan penapis masukan kapasitor.
Gagasan pokok suatu
penapis masukan kapasitor adalah sebagai berikut ; bila dioda menghantar arus,
maka kapasitor akan diisi oleh sumbernya. Mengingat bahwa dioda mempunyai
hambatan yang rendah, proses pengisian tersebut mengambil waktu yang amat
singkat. Di pihak lain, bila dioda terputus (terhenti), kapasitor akan melepas
muatannya melalui tahanan beban. Dengan desain khusus, waktu pengosongan
kapasitor dapat dibuat sangat panjang. Dengan demikian tegangan pada kapasitor
merupakan tegangan dc yang hampir tetap harganya.
Berikut
ini adalah cara kerja dari rangkaian penyearah setengah gelombang dengan
penapis kapasitor : Selama setengah siklus positif dari tegangan masuk, dioda
dalam keadaan menghantar dan kapasitor langsung diisi. Mengingat bahwa dioda
hanya memiliki hambatan sangat kecil, kapasitor akan mencapai puncak tegangan
masuk dalam waktu yang amat singkat. Sejenak setelah melewati puncak positif,
dioda akan terputus dan kapasitor mulai melepaskan muatanya melalui hambatan
beban. Namun waktu pengosongan ini sangat panjang dibandingkan perioda sinyal
masukannya. Itulah sebabnya tegangan kapasitor hanya berekurang sedikit sebelum
tibanya puncak sinyal berikut.
Pada saat mendekati puncak tersebut, dioda akan
menghantar lagi secara singkat dan mengisi kapasitor kembali kepada puncak
tegangan masuk.
Jika riak dapat diabaikan,
maka tegangan-keluar dc dari penapis masukan-kapasitor sama dengan
tegangan-masuk puncak:
Vdc = V2(peak)
Jika riak puncak-ke-puncak
telah berhasil dihitung, maka harga lebih teliti untuk Vdc adalah:
Karena kapasitor penapis bertahan pada tegangan
yang hampir sama dengan tegangan puncak, maka tegangan-balik puncak dari suatu
penyearah setenga gelombang akan bertambah besar.
Ini terjadi pada saat
tegangan sumber mencapai puncak negatif, sedangkan kapasitor masih bertahan
pada puncak positif.
Peralatan dan Bahan
-
Resistor
470W 1 buah
-
Dioda
1N4002 1 buah
-
Papan
Rangkaian 1 Buah
-
Kabel
penghubung
-
Powersupply
1 buah
-
Osiloskop
1 buah
-
Kapasitor
1000mF 1 buah
Cara Kerja:
1. Persiapkan peralatan/komponen sesuai
daftar peralatan dan bahan lalu buatlah rangkaian seperti gambar 1.
2. Hidupkan osiloskop dan tunggu beberapa
saat hingga terlihat garis pada layar. Lakukan pengaturan secukupnya pada
tombol posisi hingga garis berimpit dengan sumbu X. Jika garis tidak stasioner
(berkedip) atur tombol sweeptime hingga diperoleh garis stasioner.
3. Ukur tegangan keluaran pada powersupply
dan masukkan nilainya pada tabel hasil pengamatan.
4. Hubungkan osiloskop ke rangkaian pada
titik A dan B (dengan menggunakan probe).
5. Amati dan gambarkan bentuk tegangan pada
tabel hasil pengamatan kolom Vin pada V2(peak).
6. Pindahkan hubungan osiloskop dengan
rangkaian pada titik C dan D
7. Amati dan gambarkan bentuk tegangan pada
kolom Tegangan RL.
8. Ulangi 3 s/d 7 dengan sumber tegangan yang
berbeda ( 4 volt).
Lembar Kerja Mahasiswa
Gambar 1
Tabel hasil pengamatan
No.
|
Tegangan Masuk (ac)
|
Teg.Terukur (Voltmeter)
|
Vin Pada V2(peak)
|
Tegangan
RL
|
1.
|
2 Volt
|
|
|
|
2.
|
4 Volt
|
|
|
|
3
|
6 Volt
|
|
|
|
Percobaan 9
Penapis Jembatan
Tujuan Percobaan
1. Mempelajari prinsip perata arus dari
penapis kapasitor pada penyearah jembatan
2. Mengamati bentuk gelombang yang dihasilkan
penyearah jembatan yang diberi penapis kapasitor.
Dasar Teori
Pada
gambar dibawah, menunjukkan suatu rangkaian penyearah jembatan yang dilengkapi
penapis masukan-kapasitor. Rangkaian ini memberi hasil deteksi puncak yang
lebih baik karena kapasitor diisi dengan frekuensi yang berlipat ganda. Sebagai
hasilnya tegangan-keluar berkurang menjadi setengah dari penyearah setengah
gelombang dan keluarannya makin mendekati tegangan dc yang sama dengan puncak
tegangan masuk.
Jika riak dapat diabaikan,
maka tegangan-keluar dc dari penapis masukan-kapasitor sama dengan
tegangan-masuk puncak:
Vdc = V2(peak)
Jika riak puncak-ke-puncak
telah berhasil dihitung, maka harga lebih teliti untuk Vdc adalah:
Tegangan-balik puncak pada dioda yang tidak
menghantar dalam penyearah jembatan adalah sama dengan:
Peralatan dan Bahan
-
Resistor
470W 1 buah
-
Dioda
1N4002 4 buah
-
Papan
Rangkaian 1 Buah
-
Kabel
penghubung
-
Powersupply
1 buah
-
Osiloskop
1 buah
-
Kapasitor
1000mF 1 buah
Cara Kerja:
1. Persiapkan peralatan/komponen sesuai
daftar peralatan dan bahan lalu buatlah rangkaian seperti gambar 1.
2. Hidupkan osiloskop dan tunggu beberapa
saat hingga terlihat garis pada layar. Lakukan pengaturan secukupnya pada
tombol posisi hingga garis berimpit dengan sumbu X. Jika garis tidak stasioner
(berkedip) atur tombol sweeptime hingga diperoleh garis stasioner.
3. Ukur tegangan keluaran pada powersupply
dan masukkan nilainya pada tabel hasil pengamatan.
4. Hubungkan osiloskop ke rangkaian pada
titik A dan B (dengan menggunakan probe).
5. Amati dan gambarkan bentuk tegangan pada
tabel hasil pengamatan kolom Vin pada V2(peak).
6. Pindahkan hubungan osiloskop dengan
rangkaian pada titik C dan D
7. Amati dan gambarkan bentuk tegangan pada
kolom Tegangan RL.
8. Ulangi
3 s/d 7 dengan sumber tegangan yang berbeda ( 4 volt).
9.
Lembar
Kerja Mahasiswa
Gambar 1
Tabel hasil pengamatan
No.
|
Tegangan Masuk (ac)
|
Teg.Terukur (Voltmeter)
|
Vin Pada V2(peak)
|
Tegangan
RL
|
1.
|
2 Volt
|
|
|
|
2.
|
4 Volt
|
|
|
|
3
|
6 Volt
|
|
|
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar